KENDAL – PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui perusahaan patungan anak usahanya siap produksi solar panel dengan kapasitas produksi sebesar 1 Gigawatt Peak (GWp). Hal ini ditandai dengan diluncurkannya pabrik solar panel terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia di Kendal, Jawa Tengah.

Yan Sibarang Tandiele, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Kementerian Perindustrian mengapresiasi pembangunan pabrik solar panel serta komitmen dalam pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan aturan yang ditempatkan Pemerintah.

“Soft Launching pabrik solar panel ini merupakan capaian yang spektakuler, karena dilakukan dalam jangka waktu yang singkat 10 bulan. Hal ini menjadi hal yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Dengan beroperasinya pabrik panel surya berkapasitas 1 GWp ini akan menambah kapasitas nasional menjadi 4,7 GWp. Apresiasi juga kepada PLN yang sudah berkomitmen dalam pemanfaatan TKDN,” kata Yan Sibarang, Kamis (31/10).

Sahid Junaidi, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengapresiasi pembangunan pabrik yang bakal dieksekusi dalam waktu singkat.

“Pencapaian pada hari ini, menjadi bukti kemajuan sektor EBT di Indonesia, melihat pembangunannya kilat yaitu 10 bulan. Kami melihat pengembangan EBT Nasional akan semakin cerah,” kata Sahid.

Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) mengatakan bahwa saat ini PLN telah menapaki tahap penting dalam mendukung transisi energi Tanah Air serta menuju Indonesia swasembada energi.

“Kita telah tiba pada journey yang penting dalam upaya mendukung NZE 2060, yakni resmi beroperasinya Pabrik Panel Surya Terintegrasi Pertama dan Terbesar di Indonesia. Lewat milestone ini, menjadi bukti PLN mendukung swasembada energi di Indonesia sesuai arahan Presiden RI,” jelas Hartanto.

Edwin Nugraha Putra, Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) mengungkapkan melalui perusahaan patungan antara PLN Indonesia Power Renewables dengan Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa yaitu PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) telah siap memproduksi modul panel surya terintegrasi dengan teknologi mutakhir yaitu teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon). Dengan teknologi yang belum pernah diterapkan di industri solar panel dalam negeri tersebut, efisiensi panel surya mencapai 23,2% dari rata-rata efisiensi saat ini di Indonesia berkisar 20%.

“Pabrik ini dikembangkan bersama dengan perusahaan tier-1 industri solar panel dunia dan diharapkan mampu memenuhi permintaan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), produk yang dihasilkan memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi, ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT,” jelas Edwin.

Edwin juga menegaskan, selain menjadi langkah konkret untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia, keberadaan pabrik ini turut mendukung program Pemerintah dalam peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan melalui Peraturan Kementerian Perindustrian Nomor 34 Tahun 2024. Dengan demikian adanya pabrik solar panel ini juga dapat mengurangi ketergantungan impor komponen dalam industri energi tanah air.

“Dengan TKDN yang tinggi, maka dapat meningkatkan kemandirian sektor industri, terutama di bidang energi terbarukan di Tanah Air,” kata Edwin.

Menurut Edwin, dengan potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar mencapai 207 Gigawatt (GW), maka kehadiran pabrik PLTS ini akan mengoptimalkan pemanfaatan energi surya untuk sektor kelistrikan di Tanah Air.

“Panel surya hasil produksi perusahaan patungan ini tentu akan mendorong semangat pengembangan energi surya yang lebih masif, saat ini kapasitas produksi pabrik sebesar 1 GWp, dan akan dikembangkan sampai dengan 3 GWp. Dengan demikian komponen PLTS akan semakin mudah didapat,” ujar Edwin.

Lokita Prasetya , Wakil Direktur Utama PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) mengatakan capaian ini telah sesuai dengan target dan siap memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kami telah bekerja keras membangun Pabrik Panel Surya ini diatas lahan 7 hektar sesuai target yang dicanangkan. Pabrik ini telah siap beroperasi dan mampu memproduksi modul panel surya terbesar di Indonesia hingga 720 Watt Peak per modulnya dan efisiensi hingga 23,2%. Kami membutuhkan dukungan dari Pemerintah dan PLN untuk peningkatan permintaan pasar dalam negeri,” ujar Lokita