JAKARTA – PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), berpotensi meraih pendapatan sekitar Rp107,8 triliun atau US$7,8 miliar hingga 2035 dari kontrak jasa penambangan di tambang milik PT Indonesia Pratama, anak usaha PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Tambang IPR merupakan tambang batu bara thermal yang terletak di Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Indra Dammen Kanoena, Direktur Utama Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), menyebutkan bahwa perjanjian dengan ruang lingkup jasa pertambangan, meliputi pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) dengan estimasi produksi 1.827 miliar bcm dan estimasi produksi batu bara mencapai 465 juta ton.

“Perjanjian berlaku kurang lebih 11 tahun sejak 2024 hingga 2035,” kata Indra dalam keterbukaan informasinya, Jumat (25/10).

Amendemen perjanjian jasa pertambangan untuk operasi tambang IPR oleh BUMA telah ditandatangani pada, Rabu (23/10).

BUMA merupakan kontraktor jasa pertambangan batubara kedua terbesar di Indonesia berdasarkan volume produksi yang menyediakan jasa penambangan untuk beberapa produsen batu bara terbesar di Indonesia.

BUMA sebelumnya mengumumkan penerbitan Obligasi Rupiah II BUMA Tahun 2024 senilai total Rp1 triliun. Penerbitan obligasi disebut BUMA untuk memungkinkan perusahaan lebih mendiversifikasi dan memperkuat fondasi keuangan, mendorong pertumbuhan bisnis, sekaligus memperkokoh posisi sebagai penyedia jasa pertambangan terkemuka dan terus berkembang menjadi perusahaan pertambangan global yang terdiversifikasi.

Sebanyak 42,29% dari dana yang diperoleh, dialokasikan untuk melunasi kewajiban obligasi yang diterbitkan sebelumnya. Selain itu, 28,86% dari dana yang diperoleh akan digunakan untuk belanja modal, khususnya pembelian alat berat, meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional BUMA. Sisanya sebesar 28,85% digunakan untuk mendukung kegiatan operasional BUMA yang sedang berjalan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola arus kas dan mengendalikan biaya secara efisien.

“Dengan basis pembiayaan yang terdiversifikasi, kami berada di posisi yang tepat untuk terus berada di jalur transformasi strategis kami,” kata Indra.(AT)