JAKARTA – Indonesia bakal secara resmi jadi pemasok bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik Tesla, perusahaan asal Amerika Serikat pada November 2024 atau bulan depan atau lebih cepat dari target sebelumnya yakni di Januari 2025.

Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memang belum mau membeberkan volume ekspor perdana prekursor tersebut namun dia memastikan proses pengapalan akan dilakukan bulan depan. “Prekursor kan bulan depan sudah kita ekspor untuk ke Amerika untuk memenuhi Tesla, yang ada di Weda Bay,” ungkap Bahlil saat diskusi dengan awak media, Jumat (18/10).

Prekursor berisi campuran nikel, kobalt, dan mangan untuk produksi katoda baterai lithium-ion. Pada Juli lalu, pemerintah menargetkan ekspor prekursor  baru bisa dilakukan pada awal Januari 2025. Namun kini Bahlil menyatakan bisa dilakukan pada November mendatang atau lebih cepat sekitar dua bulan dari target awal.

Pengolahan nikel menjadi prekursor dilakukan oleh Huaneng New Material Indonesia, yang merupakan anak perusahaan PT Huayou Indonesia di kawasan industri Weda Bay. Pabrik Huaneng sendiri baru dibangun pada April 2014 lalu.

Kawasan Weda Bay merupakan sentra pengolahan mineral di Indonesia khususnya nikel. Kawasan ini menjadi motor hilirisasi industri nikel di tanah air, dengan fokus pada pengolahan nikel menjadi produk seperti Ferro Nickel, Nickel Matte, dan Ni-Co MHP (nikel dan kobalt). (RI)