INDRAMAYU – Penyandang disabilitas di Indramayu ternyata jumlahnya ribuan. Pada 2022, menurut data BPS terdapat 1.792 penyandang disabilitas dengan berbagai jenis di kabupaten di pesisir utara Jawa tersebut. Ratusan di antaranya adalah penderita tuna rungu. Sebanyak 119 orang penyandang diabilitas tersebut tergabung dalam komunitas Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).

Gerkatin kerap melakukan advokasi agar diabilitas mendapatkan hak dan akses yang sama seperti warga negara lain terhadap infrastruktur, lapangan pekerjaan, atau media informasi yang ramah dengan kelompok tuna rungu wicara. Menjawab kebutuhan tersebut, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Balongan bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mutiara Hati, Indramayu, menggagas program pemberdayaan yang menyasar teman tuli. Maka, lahirlah program Perintis (Pemberdayaan Inklusi Teman Istimewa).

“Kerjasama dengan SLBN Mutiara Hati dilakukan karena adanya permasalahan dan potensi pengembangan teman tuli karena sekolah tersebut memiliki program vokasional dengan meningkatkan kemampuan motorik dan peningkatan skill untuk mempersiapkan masuk ke dunia kerja setelah lulus,” kata Area Manager Communication, Relation and CSR PT KPI Unit Balongan Mohamad Zulkifli, baru-baru ini.

Program Perintis dimulai dua tahun lalu dengan menyasar para penyandang disabilitas atau teman istimewa yang mengangkat isu-isu disabilitas terkait kesetaraan, keterbatasan akses lapangan kerja dan ruang pemberdayaan yang inklusif. Melalui program ini, PT KPI Unit Balongan ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya inklusifitas dan kesadaran untuk memberikan kesempatan nyata bagi individu penyandang disabilitas untuk kembali berfungsi secara sosial dan mencapai kemandirian ekonomi.

Program kegiatan dimulai dari peningkatan kapasitas teman tuli melalui sistem pembelajaran vokasi di SLB, Pelatihan Barista Kopi, Program Magang Barista, kemudian menginisiasi kafe “Kopi Teman Istimewa”, penciptaan ruang inklusi, hingga workshop inklusif yang melibatkan masyarakat sekitar. Kafe itu memberdayakan 8 orang teman tuli sebagai barista kopi. Kedai Kopi dipilih karena kopi merupakan ruang publik yang menjadi titik temu bagi berbagai lapisan masyarakat dan berbagai jenis pekerjaan.

Kilang Balongan pun berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan selain SLBN Mutiara Hati seperti Mr. Ino Coffee, dan UMKM  “Kopi Seduh”.  Para penyandang disabilitas dirangkul untuk mandiri melalui potensi UMKM. “Tim Manajemen PT KPI Unit Balongan berkomitmen untuk selalu menggunakan produk kopi dari Kopi Teman Istimewa sebagai sajian pada saat rapat dan juga hampers pada saat hari besar,” tutur General Manager PT KPI Unit Balongan Sugeng.

Mengembangkan bisnis Kopi Teman Istimewa tidak mudah. Sejumlah tantangan bermunculan sehingga muncul inovasi untuk menggandeng selebgram di Kabupaten Indramayu untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat melalui media sosial Instagram. Upaya ini berhasil meningkatkan community engagement sehingga masyarakat mulai banyak yang berkunjung ke kedai kopi tersebut. Kini, Kopi Teman Istimewa sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya wilayah Kabupaten Indramayu saja melainkan wilayah Cirebon, Majalengka, Kuningan, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Informasi mengenai Kopi Teman Istimewa menyebar cepat. Kolaborasi dengan para content creator memicu antusiasme masyarakat untuk belajar bahasa isyarat di Kopi Teman Istimewa. Tempat ngopi ini kini tidak hanya sebatas menjual kopi kepada masyarakat tetapi juga berhasil memperkenalkan bahasa isyarat dan menciptakan ruang kreatif bagi berbagai kelompok masyarakat.

Teman istimewa menjadi wadah kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan kapasitas, media edukasi, dan kemitraan dengan UMKM sekitar sekaligus menjadi ruang edukasi dan inklusi bagi penyandang disabilitas dan masyarakat umum, kami menyebutnya konsep Collaboration Hub

Pada Oktober 2023, Kopi Teman Istimewa menjadi ruang inklusi, kampung ramah disabilitas pertama, dan media pengenalan ejaan huruf BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) di Kabupaten Indramayu. Alhasil, kafe ini menjadi tempat berkumpulnya kelompok tuli dan disabilitas lain dari wilayah Kota/Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan lain-lain. Pada Ramadhan 2024, Kopi Teman Istimewa sukses menyelenggarakan Talkshow Al-Qur’an Bahasa Isyarat pertama di Kabupaten Indramayu yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat.

Penggunaan bahasa isyarat oleh anak-anak, remaja dan dewasa sudah mulai menjadi hal yang biasa di desa sekitar operasional Kopi Teman Istimewa. Selain itu, para barista tuli yang telah berhasil menularkan ilmunya untuk mengajarkan cara membuat kopi kepada 103 teman penyandang disabilitas di SLBN Mutiara Hati dan SLBN Pahlawan.

“Saya senang bisa menjadi barista tuli pertama di Indramayu. Selain mendapatkan penghasilan untuk menunjang kebutuhan kelompok disabilitas, eksistensi kelompok disabilitas kini juga sudah diakui oleh masyarakat, terbukti dari jumlah pengunjung yang ramai setiap harinya sehingga semakin banyak dan kini kami sudah dilibatkan dalam kegiatan masyarakat seperti pengajian,” ungkap Saep, Barista Tuli Kopi Teman Istimewa.

Program Perintis juga berinovasi menciptakan DEALS (Deaf Emergency Alert System) untuk barista tuli sebagai bentuk early warning system terhadap potensi kebakaran yang terjadi di kafe dan dapat memudahkan dalam memulai komunikasi antara konsumen dan barista tuli. Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Kopi Teman Istimewa memiliki program penukaran botol plastik bekas seberat 2 kilogram dengan segelas kopi. Sampah plastik yang terkumpul akan diolah oleh kelompok disabilitas menjadi thropy/plakat, furnitur dan kerajinan tangan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Selain pemberdayaan di sektor hilir, program Perintis menyasar pemberdayaan pada sektor hulu yaitu kebun kopi dan kelompok tani di kaki Gunung Ciremai. Pemberdayaan bekerjasama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Sekar Wangi di Desa Cibereum, Kabupaten Kuningan. Kelompok tani yang beranggotakan 30 orang membudidaya kopi yang bijinya kemudian dijual dan menjadi pemasok biji kopi di kedai Kopi Teman Istimewa.

Kelompok diajarkan mengenai budidaya dan perlakuan pascapanen yang ramah lingkungan. Selain itu, mereka diberikan pelatihan mengenai pengemasan dan pemasaran yang baik. Adapun dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan bersama kelompok masyarakat Desa Cibereum menjaga salah satu mata air yang digunakan warga desa itu melalui revitalisasi sumber mata air.

Dari sisi ekonomi, program Perintis mengakibatkan penyandang tuna rungu yang tadinya tidak bekerja menjadi memiliki penghasilan tetap. Pendapatan barista yang bekerja dikafe lebih dari Rp2 juta/bulan, atau di atas UMR Kabupaten Indramayu yang mencapai Rp2,62 juta.

Masyarakat di sekitar kafe  Kopi Teman Istimewa turut mendapat manfaat berupa perbaikan jalan, infrastruktur dan media informasi yang ramah terhadap disabilitas, serta kelengkapan fasilitas kebersihan lingkungan. “Kopi Teman Istimewa terbukti berhasil memberikan lapangan pekerjaan bagi para alumni dan berhasil menciptakan ruang inklusi pertama di Kabupaten Indramayu. Selain itu, penerimaan yang baik oleh masyarakat juga menjadi bentuk keberhasilan karena kelompok disabilitas kini tidak minder tetapi juga memiliki harga diri yang baik dengan keterampilan yang mereka miliki saat ini,’ ujar Kepala Sekolah SLBN Mutiara Hati Cicih Arningsih

Program Perintis mampu meningkatkan 50% pendapatan UKM setelah menitipkan barang dagangannya di Kopi Teman Istimewa sehingga perputaran ekonomi masyarakat sekitar juga meningkat. Kafe memiliki workshop yang sering digunakan masyarakat dan teman istimewa untuk belajar seperti menjahit, memasak, design dan CNC Router, serta sablon. Pengajar dalam workshop tersebut adalah warga sekitar dan mitra binaan CSR PT KPI Unit Balongan yang lain untuk menyebarluaskan ilmunya.

Program Perintis mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) yaitu poin ke-4. Pendidikan Berkualitas; poin ke-8 yaitu Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi; dan poin ke-10 yakni Pengurangan Kesenjangan.