JAKARTA – Pelaku usaha mendorong pemerintah agar segera menerbitkan aturan main khusus tentang pengelolaan mineral kritis. Sampai saat ini Indonesia belum memiliki payung hukum pengelolaan mineral kritis padahal di dunia sudah makin gencar perdagangannya.
Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Mineral Industry Indonesia (MIND ID), menyatakan ada 47 komoditas mineral kritis yang terkandung dalam setiap bijih yang di Indonesia, dimana terdapat enam jenis mineral kristis yang teridentifinasi sudah dikelola MIND ID.
“Sebenarnya yang masuk ke dalam kriteria mineral strategis dan mineral kritis di Indonesia ini ada 47 loh. Nah, ini aturannya gimana ya? Karena kita harus mengontrol ini gitu dalam konteks mineral kritis. Dan harus mengatur ini supaya optimum, supaya bisa memberikan generating terhadap kontribusinya buat negara,” kata Dilo ditemui di Jakarta, Selasa (15/10).
Menurut Dilo potensi mineral kritis untuk industri masa depan sangat besar. Tidak banyak negara memiliki sumber pasokan mineral kritis seperti yang dimiliki Indonesia. Namun kelebihan itu tidak akan bisa optimal selama belum ada payung hukum yang mengatur
“MIND ID berharap aturan tentang mineral strategis, mineral kritis ini segera bisa dirasionalisasi. Mulainya dari mana? Tata kelola. Harus sudah mulai diatur nih produksinya berapa, kemudian nanti siapa saja yang harus memproduksi. Karena ini terkait dengan demand supply. Demand supply ini pada akhir-akhirnya apa? Harga,” jelas Dilo.
Permintaan dunia terhadap mineral kritis dewasa ini terus meningkat dam diperkirakan akan terus tumbuh lantaran meningkatnya industri berbasis transisi energi misalnya kendaraan listrik. Dengan kekayaan mineral yang dimiliki Indonesia, Dilo menilai Indonesia bahkan bisa mengatur harga mineral kritis dunia.
Ini bisa dilihat juga pada komoditas mineral nikel dimana Indonesia adalah salah satu pemasok utama nikel di dunia.
“Kita bisa mengatur harga. Jadi kayak nikel kita tetapin harga, misalnya sekarang HPM-nya naik, naik, naik, naik. Ya harga pasar juga kecenderungannya ikut naik,” ujar Dilo.
Komentar Terbaru