JAKARTA- PT MedcoEnergi International Tbk (MEDC), salah satu pemain utama di industri minyak dan gas Indonesia, berhasil meningkatkan peringkat environmental social governance (ESG) secara signifikan. Menurut laporan Sustainalytics, MedcoEnergi berhasil menurunkan skor risiko ESG dari 36,7 pada 2022 menjadi 29,6 pada 2023, mencerminkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.

Hilmi Panigoro, Direktur Utama MedcoEnergi, mengatakan peningkatan ini mencerminkan dedikasi perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis yang etis, serta mengelola dampak lingkungan dan sosial. “Kami akan terus mengintegrasikan aspek ESG ke dalam strategi bisnis untuk mendorong transformasi berkelanjutan,” ujarnya.

Langkah konkret yang dilakukan perusahaan mencakup penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 22% sejak 2019 dan pengurangan emisi metana sebesar 40%. Selain itu, MedcoEnergi memperkuat komitmen sosial dengan menerapkan Social Management System dan memperluas akreditasi ISO 37001:2016 untuk anti-penyuapan.

Perusahaan juga menetapkan kebijakan Hak Asasi Manusia yang berdiri sendiri pada 2024, menegaskan komitmen mereka terhadap tata kelola yang baik. “Keterbukaan informasi, terutama terkait ESG, sangat penting. Dengan ini, kita bisa terus memperkuat strategi keberlanjutan di mata global,” tambah Hilmi.

MedcoEnergi juga berhasil mempertahankan peringkat ESG yang kompetitif di sektor minyak dan gas global. Sustainalytics menempatkan perusahaan ini di peringkat ke-23 dari 307 perusahaan dalam kategori Oil & Gas Producers, sejajar dengan pemain internasional besar seperti Total Energies, Eni, Repsol, dan Pertamina. Selain itu, MedcoEnergi berhasil mempertahankan skor MSCI di peringkat A dan memperoleh skor perubahan iklim CDP di B, menunjukkan komitmen kuat dalam pengelolaan risiko lingkungan dan perubahan iklim.

Langkah-langkah MedcoEnergi dalam memperkuat tata kelola dan tanggung jawab sosial tercermin dari inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar wilayah operasinya. Perusahaan telah menerapkan Kebijakan Keberlanjutan yang mencakup tiga pilar utama: Kepemimpinan Dari dan Oleh Pekerja, Pengembangan Lingkungan dan Sosial, serta Pemberdayaan Masyarakat Lokal. Dengan kebijakan ini, MedcoEnergi berupaya menciptakan dampak positif di bidang sosial sambil menjaga keberlanjutan lingkungan.

Salah satu pencapaian penting dalam upaya pengurangan emisi adalah pembentukan Kelompok Kerja Perubahan Iklim dan Transisi Energi. Tim ini bertanggung jawab atas berbagai inisiatif seperti elektrifikasi rendah karbon dan pemasangan panel surya di area operasi, yang membantu perusahaan melebihi target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK). Pada 2023, MedcoEnergi berhasil menurunkan emisi GRK Cakupan 1 dan 2 sebesar 22% dari tahun dasar 2019, lebih cepat dari target pengurangan 20% pada 2025.

Dalam hal pengelolaan sosial, MedcoEnergi juga telah menerapkan sistem manajemen risiko sosial yang kuat. Social Management System ini dirancang untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko sosial di area operasi perusahaan, sekaligus menjaga hubungan baik dengan komunitas lokal. “Inisiatif ini bertujuan untuk mempertahankan izin sosial perusahaan untuk beroperasi, yang semakin penting dalam industri energi global saat ini,” ujar Hilmi.

Di bidang tata kelola, perusahaan terus menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap transparansi dan integritas. Pada 2023, MedcoEnergi memperluas cakupan akreditasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 ke Aset Corridor. Dengan sertifikasi ini, MedcoEnergi memperkuat kebijakan anti-korupsi yang ada di seluruh operasinya, memastikan bahwa tata kelola perusahaan berjalan sesuai dengan standar internasional yang ketat.

Ke depan, MedcoEnergi menegaskan bahwa strategi keberlanjutannya akan terus ditingkatkan. Hilmi Panigoro menekankan pentingnya keterbukaan informasi untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar global. “Keterbukaan informasi terkait ESG, terutama mengenai kinerja lingkungan dan sosial, adalah kunci untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan mendapatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan,” jelas Hilmi (DR)