BALIKPAPAN– PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) berhasil memelopori program pengelolaan gas metana sebagai energi baru terbarukan (EBT) melalui pemanfaatan sampah organik. Program CSR unggulan ini, yang dikenal sebagai Waste to Energy for Community (Wasteco), dilaksanakan di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID, mengatakan program ini bertujuan memberikan akses energi alternatif yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan kepada masyarakat sekitar. Melalui pengelolaan sampah organik, gas metana dihasilkan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi warga dan usaha mikro di sekitar TPAS. Program Wasteco menjadi salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung pelestarian lingkungan dan pengurangan emisi.
“Kami berencana mengintegrasikan program-program CSR lingkungan melalui inisiatif Energi Lestari Bumi Kalimantan (ELBK) agar dampaknya semakin luas dirasakan oleh masyarakat,” ujar Dony. Program ini tidak hanya memberikan manfaat energi bersih, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penghematan biaya energi.
Menurut Dony, program Wasteco telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat sekitar, dengan 380 sambungan rumah kini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari pengelolaan sampah. Dalam setahun, TPAS Manggar berhasil mengelola sekitar 820.800 ribu meter kubik gas metana, yang berkontribusi pada penghematan biaya rumah tangga dan UMKM hingga Rp456 juta per tahun. Selain itu, program ini juga mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi penggunaan gas elpiji yang berbasis fosil.
Wasteco juga memberikan manfaat ekonomi langsung kepada sekitar 1.520 warga dan 28 UMKM perempuan yang berada di sekitar TPAS Manggar. Pemanfaatan gas metana ini tidak hanya menjamin pasokan energi yang berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Program ini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan pengelolaan sampah di Balikpapan dan memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 296.356 ton CO2eq per tahun.
Pada Juni 2023, program Wasteco mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Di tingkat internasional, program ini telah mendapatkan pengakuan melalui penghargaan Platinum pada ajang The 15th Annual Global CSR Award & Summit 2023 di Asia Pasifik. Pengakuan tersebut semakin menegaskan peran PHM dalam mengembangkan inovasi energi bersih yang ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Dony juga menambahkan bahwa program ini menjadi bagian dari kontribusi PHM dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Program Wasteco mendukung beberapa tujuan utama SDGs, seperti Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau, Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim. PHM terus berupaya mendorong keberlanjutan program ini untuk diterapkan di tempat lain.
Salah satu replikasi program ini telah berhasil dilakukan di Desa Wisata Taro, Gianyar, Bali, yang memanfaatkan teknologi serupa untuk pengelolaan limbah lembu putih menjadi energi alternatif. Kolaborasi multipihak ini memperkuat peran PHM dalam mendorong penggunaan energi terbarukan melalui transfer pengetahuan kepada masyarakat lokal. Instalasi Wasteco di Desa Taro kini mendukung aktivitas restoran di kawasan desa wisata tersebut.
PHM berharap keberhasilan program Wasteco di Balikpapan dan Bali dapat menjadi model yang diadopsi di daerah lain di Indonesia. Program ini juga dijadikan sebagai lokasi edukasi dan studi banding, baik oleh pemerintah dalam negeri maupun internasional, termasuk dari Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, PHM berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif dalam pemanfaatan energi terbarukan dan pelestarian lingkungan. (DR)
Komentar Terbaru