JAKARTA – Peningkatan elektrifikasi dan integrasi sumber energi terbarukan yang lebih beragam menjadi sangat penting. Dengan demikian, perangkat proteksi seperti Miniature Pemutus Sirkuit Listrik (MCB) memiliki beban listrik yang lebih besar untuk dikelola, seiring dengan variasi pasokan dan permintaan daya.

Di Indonesia, pasar MCB diperkirakan akan berkembang pesat seiring dengan upaya untuk terus memodernisasi infrastruktur kelistrikannya guna memenuhi permintaan energi yang meningkat, khususnya di sektor energi terbarukan.

ABB, Perusahaan teknologi di sektor elektrifikasi dan otomatisasi, menyoroti peran penting MCB meskipun kerap tidak terlihat dalam memajukan keselamatan dan keandalan listrik, yang sangat mendasar dalam mewujudkan keberhasilan transisi energi di Indonesia dan dunia.

“Merayakan 100 tahun MCB, terus mendorong perkembangan berbagai teknologi proteksi kelistrikan guna melindungi sistem listrik dari kelebihan beban dan korsleting. Pencapaian ini tidak hanya mencerminkan warisan inovasi ABB, tetapi juga komitmennya dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan.” kata Gerard Chan, President Direktur PT ABB Sakti Industri (ABB di Indonesia), Kamis(19/9).

Dirancang dengan fleksibilitas dan adaptabilitas, MCB ABB cocok untuk berbagai aplikasi di semua segmen, mulai dari aplikasi rumah tangga hingga industri. MCB yang mendeteksi kesalahan listrik seperti arus lebih dan korsleting mampu memutuskan sirkuit listrik dalam waktu 10 milidetik, atau 10 kali lebih cepat dari kedipan mata.

Sistem listrik kemudian dapat direset kembali dalam waktu singkat dan mudah tanpa harus mengganti komponen apapun.
“Kami menyadari dampak signifikan perangkat ini dalam menjamin keselamatan listrik di berbagai sektor. MCB ABB tidak hanya memperkuat keandalan dan perlindungan sistem kelistrikan, tetapi juga berperan krusial dalam mendukung upaya global menuju solusi energi yang lebih berkelanjutan dan efisien,” tambah Gerard.

Secara global, pasar MCB bernilai sekitar US$5,1 miliar pada tahun 2023 dan diproyeksikan tumbuh dengan CAGR lebih dari 10,3 % selama periode 2024 hingga 2031, didorong dengan meningkatnya permintaan perangkat
keselamatan listrik di aplikasi perumahan, komersial, dan industri.

Seiring dengan transisi dunia menuju masa depan tanpa emisi, ABB menyediakan keamanan listrik untuk berbagai hal, mulai dari panel surya dan pompa panas hingga kendaraan listrik, serta memberikan perlindungan tambahan, bersama dengan perangkat proteksi lainnya, terhadap gangguan seperti arus sisa, lonjakan arus, arus gangguan bumi, atau gangguan busur listrik.

ABB hadir di Indonesia pada tahun 1980-an dan sejak saat itu telah memainkan peran penting dalam berbagai sektor seperti transmisi dan distribusi daya, otomasi industri, dan produk listrik, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap infrastruktur dan pertumbuhan industri nasional.

Saat ini, perusahaan mengoperasikan pabrik MCB di Cibitung, Jawa Barat, yang tahun lalu meningkatkan kapasitas tahunannya menjadi jutaan poles MCB dengan peralatan otomasi dan pengujian canggih.(RA)