Rabu 14 Agustus 2024 adalah hari-hari kerja yang sibuk seperti biasa. Termasuk kesibukan di Ballroom Jakarta Convention Center (JCC). Pagi itu pemandangan yang lumrah ketika ruangan Ballroom disesaki ribuan orang. Tapi pagi itu latar belakang ribuan orang ini sama-sama punya satu persoalan yang coba untuk dicarikan solusinya yaitu masalah tentang Supply Chain atau rantai suplai serta kesiapan kapasitas nasional dalam menghadapi tantangan serta peluang industri hulu migas nasional.
Saat pintu VIP terbuka ribuan tamu undangan dalam sekejap berdiri dan sikap sempurna. Sosok berpostur tinggi dan tegap masuk dengan langkah pasti disambut tepukan meriah. Berbaju dinas safari atasan putih, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) membuka Supply Chain and National Capacity Summit 2024. Gelaran akbar yang telah absen selama sembilan tahun kini kembali hadir.
Saat acara pembukaan Luhut tidak sendiri, dia diampingi oleh Arifin Tasrif yang saat itu masih menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) serta Yuzaini bin Md Yusof, President Indonesia Petroleum Association (IPA), asosiasi perusahaan migas terbesar di Indonesia. Kehadiran para “dedengkot” di industri migas ini memberikan pesan yang jelas bahwa industri ini masih penting dan belum akan sunset.
Luhut menyinggung efisiensi rantai suplai mulai terbentuk dengan terlibatnya industri hulu migas dalam e-catalog. “Ini adalah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah pemerintahan kita,” kata Luhut saat pembukaan Supply Chain and National Capacity Summit 2024 (14/8).
Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan SKK Migas sendiri ambil bagian menginisasi revolusi digital di sektor hulu migas untuk mengejar efisiensi rantai suplai melalui penerapan IOG e-Commerce. “Hingga kini telah terdapat 132 penyedia barang dan 2.425 item telah terdaftar di IOG e-Commerce, dengan 28 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang sudah mulai bertransaksi,” kata Dwi.
Supply Chain and National Capacity Summit Jakarta 2024 berlangsung selama tiga hari 14-16 Agustus 2024. Lebih dari 9.694 peserta pemangku kepentingan industri hulu migas hadir untuk mengikuti berbagai sesi diskusi, panel, dan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas isu-isu strategis pengelolaan rantai suplai hulu migas nasional.
Sedikitnya ada 28 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan 39 mitra ikut ambil bagian. Di event ini juga terdapat booth Kapasitas Nasional, CIVD, CHSEMS, Kepabeanan sebagai bentuk pembinaan bagi para vendor untuk memahami dan berpartisipasi aktif dalam pengadaan industri hulu migas.
Perhelatan di Jakarta ini merupakan puncak dari rangkaian kegiatan yang sebelumnya diselenggarakan di dua kota. Untuk di Surabaya bertemakan Technology and Digitalization, kemudian di Batam mengangkat tema Collaboration and Market Intelligence sementara di Jakarta juga kita punya juga tema yang ketiga, Navigating a Long-Term Plan through Integrated Supply Chain for National Capacity Building.
Keseriusan dalam meningkatkan kualitas tata kelola rantai suplai sangat penting karena bisa berdampak langsung terhadap realisasi target – target yang telah dicanangkan. Persoalan rantai suplai ini memang ngeri-ngeri sedap. Persoalan yang timbul di permukaan biasanya terkait kebijakan, biaya, perizinan dan sebagainya tapi dibalik itu semua ada persoalan rantai suplai yang kerap mengintai para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Misalnya saja dalam proses pengadaan rig. Salah urus bisa menyebabkan keterlambatan rig, ini jelas langsung berdampak ke target penyelesaian proyek. Masih banyak persoalan tetek bengek rantai suplai yang ternyata menjadi momok bagi pelaku usaha.
Perlu ada konsesi bersama dalam persoalan ini karena tantangan yang dihadapi industri hulu migas semakin kompleks, terutama dengan adanya sejumlah proyek strategis nasional hulu migas yang ditargetkan mulai produksi antara 2027 hingga 2030. Menurut Dwi, melalui penguatan rantai suplai yang efisien dan terintegrasi, SKK Migas berkepentingan memastikan bahwa proyek strategis hulu migas berjalan sesuai jadwal.
Hingga tahun 2029, SKK Migas mencatat bakal ada 141 proyek dengan total investasi US$36,25 miliar dimana sebagian besar adalah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menyerap investasi mencapai US$32,47 miliar atau sekitar Rp487 triliun sementara Non PSN US$3,8 miliar atau Rp57 Triliun artinya total ada proyek dengan nilai sekitar Rp500 triliun bisa digarap pelaku industri migas nasional.
Adapun PSN yang bakal menyerap banyak investasi dan kolaborasi dengan para pelaku usaha penunjang migas nasional yaitu pengembangan Geng North dan Indonesia Deepwater Development (IDD) yang baru saja mendapatkan persetujuan rencana pengembangan (Plan of Development / POD) yang ditargetkan onstream pada tahun 2028. Kemudian ada pengembangan blok Masela yang dipatok bisa onstream pada awal tahun 2030. Lalu ada proyek Asap Kido Merah yang dikerjakan Genting Oil di Teluk Bintuni yang ditargetkan bisa selesai tahun 2025.
Selain PSN, berbagai proyek optimalisasi lapangan eksisting juga tidak kalah penting yang dijamin bakal membutuhkan banyak investasi.
Kolaborasi Adalah Kunci
Untuk bisa mendapatkan bagian “kue” dari berbagai proyek hulu migas yang ada di depan mata para badan usaha penyedia barang dan jasa didorong untuk lebih aktif menjalin komunikasi dengan para pelaku usaha. SKK Migas sendiri sengaja menggelar Supply Chain and National Capacity Summit sebagai salah satu wadah bagi semua pihak yang terlibat agar bisa memonetisasi proyek yang ada.
Rudi Satwiko, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas menceritakan setelah sembilan tahun absen, Supplay Chain & National Capacity Summit kembali digulirkan atas masukan dari para produsen migas. Dengan adanya LTP kemudian pengerjaan PSN hulu para pimpinan KKKS kata Rudi ternyata cukup khawatir dengan ketersediaan berbagai barang dan jasa penunjang. Apalagi geliat industri migas tidak hanya terjadi di Indoenesia tapi juga belahan dunia lain.
“Para CEO yang kemarin tampil di CEO Forum menyampaikan sesuatu agar kita aware dengan masifnya kegiatan. Karena nanti kan akan saling rebutan, karena hampir barengan semua proyek,” ungkap Rudi.
SKK Migas telah memiliki Long Term Plan (LTP) yang bisa jadi acuan badan usaha penyedia barang dan jasa mempersiapkan diri untuk terlibat dengan berbagai proyek. “Kan sudah ada LTP 10 tahun ke depan seperti apa target dan program kerjanya. Yakin lah dengan Long Term Plan,” ujar Rudi.
Dalam LTP jelas terlihat jumlah kegiatan setiap tahunnnya rata-rata diatas 1.000 kegiatan pemboran sumur pengembangan. Realisasi pengeboran 2023 sudah melebih LTP yaitu mencapai 799 pemboran sumur.
Syarat utama dalam pengadaan barang dan jasa adalah Quality, Delivery and Cost (QDC). Ketiga komponen itu harus sesuai dengan perhitungan keekonomian proyek. Itu juga yang jadi tantangan bagi kontraktor untuk diselaraskan.
Eka Bhayu Setta, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas sekaligus Ketua Umum Supply Chain and National Capacity Summit 2024, menyatakan proses perbaikan dalam proses pengadaan terus dilakukan oleh SKK Migas maupun KKKS.
“Tapi kadang impresi kita dengan penyedia barang jasa beda. Maka pentingnya saling edukasi kira-kira apa yang buat nggak nyaman, kalau itu nggak ada meskipun dapat perbaikan nggak jalan juga. Kalau ada yang komplen ayo duduk selalu di-encourage mempercepat. Milestones udah keliatan, LTP ada project list setiap akhir tahun untuk kegiatan di tahun depan. Jadi tidak hanya bicara tapi jelas ada proyeknya,” jelas Eka.
Sementara itu, Bayu Kusuma Tri Aryanto, VP SCM Regional 2 Pertamina EP, menjelaskan untuk bisa menjalankan prinsip QDC maka divisi SCM atau pengadaan di setiap KKKS memang sudah sewajarnya berevolusi. Sekarang ini SCM sudah harus bisa ikut dalam pembahasan program kerja diawal sehingga tidak lagi menunggu masing-masing divisi menyerahkan daftar kebutuhan barang atau jasa.
“Kalau kami menunggu akan menjadi panjang prosesnya. Kita juga mau terlibat di depan. Kita akan tahun seperti apa kebutuhan. Kemampuan supply strategi pengadaan, kompetisi terjaga,” ujar Bayu.
Industri hulu migas terutama badan usaha penyedia barang dan jasa dalam negeri harus bersiap merapatkan barisan bersama para KKKS sehingga “kue” yang dijanjikan dari proyek migas bisa dinikmati bersama dan tidak keluar Indonesia. Proses bisnis serta rantai suplai yang efisien harus bisa diwujudkan dan tidak bisa ditawar!
Komentar Terbaru