Man Jadda Wa Jadda kalimat sakti itu meluncur deras dari seorang pria yang berperawakan ramah. Bahkan dengan ketegasannya mengucapkan kalimat tersebut masih diakhiri dengan senyuman menenangkan.

Man Jadda Wa Jadda memiliki arti, barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil. Untuk bersungguh-sungguh harus diawali dengan niat yang baik atas segala yang kita inginkan. Sebab, niat merupakan pondasi utama untuk membentuk komitmen dalam mewujudkan impian-impian yang akan dicapai. Kira-kira seperti itulah filosofi yang tertanam dalam diri Sulman Haris (53), Kepala Sekolah SMK 3 Mataram saat menerima mandat program konversi motor konvensional menjadi motor bertenaga listrik di September 2023.

Niat baiknya adalah meningkatkan kompetensi para siswa agar bisa merespon kebutuhan mobilitas masyarakat modern serta yang utama adalah ambil bagian dalam upaya merawat lingkungan, tekan emisi.

Mata Sulman berbinar, raut wajahnya berubah, suaranya terdengar bersemangat dan antusias saat ditanya tentang awal mula dia dan sekolah yang dipimpinnya, SMK 3 Mataram dalam program konversi motor BBM menjadi motor listrik. Ada kebanggan tersendiri bagi Sulman.

SMK 3 Mataram adalah contoh model sekolah, institusi pendidikan yang mau berevolusi dengan perkembangan zaman, bengkel konversi di sana lahir dengan kilat hanya butuh kurang dari sepekan. Setelah melalui pelatihan yang diberikan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) pada 11-15 September 2023, pekerjaan “Roro Jonggrang” itu dilalui dengan sempurna.

“Kami diminta konversi 50 unit motor tanggal 7-15 desember2023. 125 unit motor mendaftar kami cek kelengkapan syarat-syaratnya jadi 72 unit, kemudian cek lagi barulah yang memenuhi syarat ada 34 unit yang akhirnya kita konversi,” cerita Sulman saat ditemui Dunia Energi di EV Conversion Forum 2024 di Gedung Sarulla, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (23/8).

Menurut Sulman, menerima mandat pemerintah untuk melakukan konversi adalah hal yang gila. Karena mereka buta dengan program ini. Tapi keyakinan dia akan kemampuan para muridnya sekaligus tekad untuk memberikan sumbangsihnya terhadap upaya tekan emisilah yang menguatkannya. “Ini pekerjaan gila, jadi kami harus gila-gilaan mengerjakannya,” kata dia. Sulman urung mundur.

Dia punya keyakinan ketika ada niat baik, apapun bisa dikerjakan. “Man Jadda Wa Jadda. Semuanya bisa dikerjakan, kecuali disuruh bangunin mayat itu baru namanya gila,” kata Sulman sambil tertawa.

Kisah sukses SMK 3 Mataram menjalankan amanat pemerintah kembangkan ekosistem motor listrik terdengar seantero nusantara, membuat SMK 3 Mataram dijadikan role model  bengkel sekolah yang jadi benchmark sekolah-sekolah lainnya. SMK 3 Mataram juga saat ini jadi salah satu kandidat sekolah yang akan memiliki bengkel konversi grade A atau level puncak dari bengkel yang sudah bisa melakukan konversi motor secara langsung untuk masyarakat umum.

Sulman Haris, Kepala Sekolah SMK 3 Mataram (Foto/Dok/Dunia Energi)

Tidak hanya antusias untuk berkontribusi mengejar nol emisi, tapi program konversi ini juga berdampak  langsung terhadap individu siswa. Misalnya, siswa yang mengikuti pelatihan konversi dan mendapatkan sertifikasi kini jadi rebutan bengkel-bengkel di Mataram. Pengetahuan akan motor listrik dan konversi jadi nilai plus para siswa untuk terjun ke dunia kerja sekarang ini. “Jadi sekarang banyak siswa yang mau ikut pelatihan, karena setelah dapat sertifikat, itu lah yang buat siswa-siswa dicari bengkel-bengkel,” ungkap Sulman.

Apa yang dialami oleh SMK 3 Mataram adalah proses untuk menciptakan ekosistem konversi motor BBM jadi motor listrik. Karena ketika ekosistem mulai dari hulu ketersediaan bahan-bahan konversi, kemudian kesiapan midstream seperti bengkel konversi sudah terbentuk dengan sendirinya di sektor hilir dalam hal ini konsumen akan lahir.

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM akan menggandeng Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bidang pengembangan kompetensi konversi motor listrik. Kedua Kementerian mengembangkan modul pelatihan konversi motor listrik bersama, sebagai bagian dari kurikulum merdeka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.

Eniya Listiyani Dewi, Dirjen EBTKE, menuturkan keterlibatan para siswa SMK dalam program konversi motor ini bisa melahirkan embrio lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. “Kegiatan ini menumbuhkan skill baru, kita masuk ke lifestyle yang berbeda. Inilah salah satu wujud dari green jobs yang selama ini didengungkan, ini salah satunya upaya yang mungkin hanya mengkonversi tapi dalam proses konversinya itu tumbuh skill mengetahui baterai, bagaimana mengontrol baterai dalam kendaraan itu sendiri,” jelas Eniya.

Tidak mudah untuk mengajak masyarakat beralih dari kebiasaan penggunaan bahan bakar fosil. Untuk mengakselerasi diperlukan keterlibatan berbagai sektor. Kementerian ESDM sendiri menggandeng Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

“Kita berharap upaya bapak ibu semua di sektor badan usaha yang melakukan CSR ini dapat juga mengklaim upaya konversi kendaraan ini menjadi salah satu upaya penurunan emisi yang ditetapkan Kementerian KLHK,” ungkap Eniya.

Kementerian ESDM sendiri secara resmi meluncurkan program konversi gratis motor listrik (motlis) sebanyak 1.000 unit bagi masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Ini merupakan bagian dari salah satu strategi sosialisasi penggunaan sepeda motor konversi yang diusung pemerintah. Dalam program ini, pemerintah tidak sendiri tapi ada 46 perusahaan di sektor energi ambil bagian melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR). Skema ini juga sudah diakui oleh Kementerian LHK sebagai salah satu poin utama dalam penilian PROPER.

Kementerian ESDM dan Kementerian LHK telah sepakat bahwa program konversi akan mendapatkan poin tambahan dalam penilaian PROPER. Ini jadi terobosan baru memang mengingat kebijakan itu belum diterapkan tahun sebelumnya. Bergabungnya Kementerian LHK menambah daftar pihak mana saja yang kini sudah mantap mendukung percepatan program konversi motor konvensional menjadi motor listrik.

“Saya dengan Dirjen, pak Sigit sepakat bahwa poin ini bisa diklaim menjadi 5 poin, jadi 5 poin di propernya Kementerian LHK dan ini upaya kita untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholder mendapatkan apresiasi, mendapatkan dukungan dari berbagai kementerian,” jelas Eniya.

 

Ramah Lingkungan dan Biaya Terjangkau

Dua keuntungan utama penggunaan motor listrik adalah efisiensi atau hemat dari sisi biaya karena tidak lagi membeli BBM. Serta tentu dengan tidak menggunakan BBM beremisi langsung berkontribusi terhadap penurunan emisi. Dalam hitung-hitungan pemerintah satu liter motor bensin itu diperkirakan bisa untuk menempuh perjalanan sejauh 35 kilometer (km). Tapi mengeluarkan emisinya sekitar 2,5 kilogram CO2 per liter bensin.

Sementara penggunaan motor listrik rata-rata untuk daya 1 kWh itu bisa berjalan sejauh 35 km. Jadi 1 liter sama dengan 1 kWh.  Kemudian untuk 1 kWh untuk sistem di pulau Jawa, ini 1 kg CO2. “Jadi 1 km, 1 kg CO2 dihasilkan kalau kita pakai motor listrik. Lalu 2,5 kg kalau kita pakai motor BBM,” kata Dadan Kusdiana, Sekretaris Jendral Kementerian ESDM ditemui di Kementerian ESDM, Kamis (22/8).

Pemerintah mamasang target program konversi kendaraan listrik Ini dapat menurunkan 132,25 juta ton CO2 dari berbagai efisiensi energi lainnya atau 32% dari target penurunan emisi 358 juta ton sampai dengan 2030.

Berikutnya dari sisi biayanya. charger motor listrik mempunyai input arus maksimal sebanyak 1,6 ampere dengan tegangan listrik PLN 220 Volt maka nominal daya sebesar dari hasil perkalian 1,6 ampere dengan 220 Volt adalah 350 watt. Kemudian untuk mengisi penuh motor listrik misalnya diperlukan waktu 4 jam maka tinggal 4×350 didapatkan hasil 1.400 Wh atau setara dengan 1,4 kWh.

Jika rumah kita memiliki daya dengan golongan 1.300 VA, maka biaya pemakaian per kWh yang perlu dibayarkan adalah sebesar Rp1.444,70 per kWh. Untuk sekali pengecasan baterai motor listrik sampai penuh, hanya perlu mengeluarkan biaya Rp2.022,58. Kamu perlu melakukan pengisian baterai setiap hari. Jadi, dalam sebulan tambahan biaya pemakaian listrik sebesar 30 x Rp2.022,58, yakni Rp60.677,40.

Motor listrik juga bisa diisi dayanya di rumah dengan untuk golongan daya 900 VA. Kini, besaran tarif listrik 900 VA terbagi menjadi dua, yakni yang bersubsidi sebesar Rp 605 per kWh atau rumah tangga mampu (RTM) Rp 1.352 per kWh. Sehingga bila dilakukan isi daya motor listrik selama 4 jam (1,4 kWh), maka tarif listrik yang akan dikenakan untuk daya listrik rumah 900 VA adalah Rp 847 (listrik subsidi) dan Rp 1.892.

Masyarakat pada dasarnya tidak cuek dengan kehadiran kendaraan listrik. Namun karena informasi yang didapatkan tidak utuh menimbulkan keengganan. Jika sudah memiliki informasi lengkap termasuk berbagai manfaat dan keunggulan dari sisi teknis maupun non teknis hampir dipastikan tidak akan menyesal telah memilih “kendaraan masa depan”.

Seperti yang diceritakan Muhamad Arief Setyawidodo. Saat berbincang dengan Dunia Energi dia mengaku sudah antusias sedari awal mengetahui dia bisa mengkonversi motornya. Maklum saja “Kuda besi” yang selama ini ditungganginya memang sudah tua. Motor pabrikan Honda, Supra X-125 keluaran tahun 2006 milik Arief sudah tertatih-tatih melaju.

Namun sejak dikonversi motor kesayangannya terlahir kembali, lebih bertenaga tapi lebih efisien dan bonus nol emisi. Salah satu yang paling dirasakan oleh Arief saat motor BBM-nya menjadi motor listrik adalah biaya. Motor yang digunakan sehari-hari sebagai “kendaraan tempur” untuk bekerja makin termakan usia membuat ongkos bensin terus membengkak. Apalagi sehari-hari Arief harus menempuh jarak sekitar 20 km dari kediamannya ke tempat kerja. “Kita konversi alasannya ekonomi. Motor sudah tua sama dengan BBM-nya boros,” cerita Arief kepada Dunia Energi.

Arief mengaku jika menggunakan motor konvensional BBM dulu harus siapkan biaya paling sedikit Rp 300 ribu per bulan. Namun setelah menggunakan motor listrik ongkos transpotasinya langsung turun drastis. “Paling nambah listrik sebulan Rp 100 ribu. Jadi Rp100 ribuan naiknya listrik setelah pakai motor listrik. Jelas lebih hemat ketimbang pakai motor BBM,” kata Arief.

Apa yang dirasakan oleh Arief diharapkan bisa juga dirasakan oleh jutaaan masyarakat Indonesia. Untuk itu pemerintah menginisasi dan mendorong program konversi motor listrik. Ketika jutaan masyarakat telah mengkonversi motor BBM-nya menjadi motor listrik maka manfaat nantinya tidak hanya dirasakan oleh si pemilik motor tapi juga orang lain serta negara.

Menurut Hitung-hitungan Kementerian ESDM, penghematan yang dirasakan masyarakat dari konversi motor rata-rata mencapai sekitar Rp2,7 juta per tahun. Sementara dari sisi pemerintah juga ada penghematan Rp37 miliar per tahun, itu asumsinya beralih dari BBM ke baterai yang butuh listrik untuk chargenya. Kemudian ada tambahan konsumsi listrik 15,2 Gwh per tahun ada peningkatan penjualan listrik, karena mengurangi konsumsi BBM tentu akan mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 0,03 juta ton emisi.

Sejak tahun 2022 lalu salah satu fokus pemerintah adalah menyiapkan berbagai komponen pendukung program konversi. Salah satunya dari sisi kompetensi Sumber Daya Manusianya.

Drimawan, mekanik dari Cogindo salah satu bengkel penyedia jasa konversi motor listrik menceritakan bahwa proses konversi motor cukup mudah karena tinggal mengganti komponen mesin utama pada motor konvensional dengan dinamo sebagai penggerak dan baterai sebagai sumber tenaga dinamo nanti.

“Kapasitas baterainya 2 kw atau 2 ribu watt satu kali isi ulang full bisa untuk jarak 60 km,” kata Drimawan saat berbincang dengan Dunia Energi belum lama ini.

Cogindo sendiri kata Drimawan sudah melakukan uji coba daya tahan baterai motor konversi. Hasilnya menurut dia tidak mengecewakan, apalagi dengan kondisi jalanan jakarta dan daerah penyangga di sekitarnya. “Kita uji coba Jakarta – Tangerang itu dua kali isi ulang. Sekali isi ulang itu di rumah bisa lima jam sampai full baterainya,” ungkap Drimawan.

 

Bangun Ekosistem Industri Baru

Dadan menyatakan untuk tahun ini prinsip gotong royong benar-benar terlihat dengan keikutsertaan 46 badan usaha yang membiayai konversi total 1.000 motor. Selain itu subsidinya juga ditingkatkan dari tahun lalu sebesar Rp 7 juta, meningkat menjadi Rp 10 juta kemudian ditambah dengan dana CSR dari perusahaan maka konversi ini bisa dilakukan secara gratis. “Kami terus memperluas program ini dengan melibatkan ibu bapak sekalian dari badan usaha sebagai program CSR. Dan juga menurut saya tidak selalu program CSR, tapi juga program yang ada di perusahaan tersebut,” ungkap Dadan.

Optimisme pemerintah terhadap program konversi motor tahun ini jauh lebih besar berkat adanya keterlibatan banyak pihak. Selain itu pemerintah mengakui tahun lalu kesiapan ekosistem konversi serta motor listrik juga masih belum terbentuk secara optimal. Berbeda dengan tahun ini sudah dipersiapkan betul dari hulu hingga hilir. Sebut saja yang paling krusial adalah komponen baterai serta ketersediaan bengkel grade A. Kehadiran bengkel sekolah seperti SMK 3 Mataram adalah salah satu cara untuk mengoptimalkan strategi menguatkan ekosistem tersebut.

Program konversi motor tidak hanya sekedar mengubah motor berbahan bakar minyak menjadi bertenaga listrik. Lebih dari pada itu sebuah tatanan baru industri kendaraan listrik terbentuk. Kelahiran motor-motor konversi ini diiringi juga dengan kelahiran industri pendukung. Mulai dari komponen baterai, komponen bahan baku mesin turbin penggerak dan lainnya. “Jadi tidak hanya nyambungin di motor, tapi kita ini mengembangin industri-nya juga,” kata Dadan.

Kemudian dari sisi infrastruktur pendukung juga jauh lebih siap. Dalam data pemerintah, hingga Desember 2023 tercatat sudah tersedia 932 unit SPKLU dan 1.772 unit SPBKLU yang tersebar di berbagai lokasi seperti SPBU, SPBG, perkantoran, perhotelan, pusat perbelanjaan dan area parkir.

Titik SPKLU dan SPBKLU terbanyak di wilayah Jakarta serta Jawab Barat dan Banten. Untuk di Jakarta SPKLU sebanyak 258 dan SPBKLU terdapat di 556 lokasi. Kemudian di Jawa Barat dan Banten SPKLU ada di 257 lokasi dan SPBKLU di 662 lokasi. Untuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara untuk SPKLU ada di 179 lokasi dan SPBKLU 215 lokasi.

Kemudian untuk di Sumatera ada SPKLU di 78 lokasi dan SPBKLU di 199 lokasi. Sulawesi, Kalimantan Maluku dan Papua terdapat SPKLU di 86 lokasi serta SPBKLU di 68 lokasi. Terakhir di wilayha Jawa Tengah dan Yogyakarta SPKLU tersedia di 74 lokasi dan SPBKLU di 72 lokasi.

Sumber Kementerian ESDM. Diolah : Dunia Energi

Bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke motor listrik dapat mendaftarkan diri melalui platform digital www.ebtke.esdm.go.id/konversi. Langkah selanjutnya adalah Klik “Mendaftar Konversi” dan Pilih lokasi bengkel terdekat.

Setelah itu masyarakat mengisi formulir pendaftaran. Setelah selesai, pastikan mendapat email notifikasi.  Nantinya permohonan akan diterbitkan setelah bengkel melakukan Pengecekan Teknis Kondisi Sepeda Motor dan Kelengkapan Surat-Surat Kendaraan (Kesesuaian KTP,STNK BPKB, Nomor Mesin dan Nomor Rangkai.

Jika sudah sesuai maka Bengkel mulai melakukan pengerjaan konversi sepeda motor milik Pemohon. Bengkel mengajukan permohonan SUT dan SRUT secara online ke Kemenhub Kemenhub unggah SUT dan SRIT yang telah diterbitkan LVI melalukan verifikasi Serah terima sepeda motor kepada pemilik. Cara lainnya adalah masyarakat bisa langsung mendatangi bengkal konversi terdekat.

Tiga tahun berjalan ikhtiar konversi motor listrik terus berjalan. Diawal program ini boleh dibilang dipandang sebelah mata, padahal jika dilihat manfaatnya sangat besar baik itu untuk individu masyarakat atau secara umum ke lingkungan. Kementerian ESDM sebagai inisiator terus menjaga optimisme keberlanjutan program hingga akhirnya mampu menggaet berbagai kalangan untuk turut ambil bagian. Kini harapan kembali terbuka, konversi motor bukan lagi wacana, nol emisi di depan mata. (RI)