JAKARTA – Pemerintah telah menerima laporan adanya kekurangan pasokan gas bagi industri pengguna gas di wilayah Jawa Bagian Barat. Pemerintah pun mengambil langkah strategis untuk mensuplai kebutuhan gas tersebut.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan telah disiapakn 11 kargo LNG tambahan untuk menutup kekurangan pasokan gas di Jawa bagian barat.

“Di barat itu kira-kira ada 11-lah (kargo LNG), tapi tidak masalah, dari Tangguh (tambahan kargo LNG),” kata Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (9/3).

Menurut Arifin, meningkatnya permintaan gas untuk Jawa Bagian Barat didominasi dari pembangkit listrik. “Karena itu juga urusan demand, demandnya nambah, demand listriknya,” ujarnya.

Untuk itu saat ini pemerintah tengah mengejar penyelesaian berbagain infrastruktur gas. Paling dekat adalah penyelesaian pembangunan pipa transmisi gas ruas Cirebon – Semarang tahap II. Pemerintah telah mengkalkulasi dari sisi pasokan gas sebenarnya sudah cukup dengan kebutuhan yang ada namun memang harus memenuhi syarat yaitu ketersediaan infrastruktur.

Menurut Arifin, jika di Jawa Bagian Barat mengalami kekurangan pasokan gas justru keadaan sebaliknya terjadi di Jawa Bagian Timur. Untuk itu, distribusi gas menjadi kunci untuk memeratakan pasokan gas yang sebenarnya tersedia. “Memang ada defisit suplai dari wilayah barat makanya kami lagi mempercepat pembangunan pipa. Namun, tidak bisa sim salabim. Butuh waktu. Banyak gas yang masih tertahan di Jawa Timur,” jelas Arifin.

Kebutuhan LNG untuk pembangkit listrik dipastikan meningkat untuk tahun ini. Hal itu lantaran ada penurunan pasokan gas dari beberapa lapangan gas. PT PLN (Persero) telah mendapatkan alokasi gas tambahan dari pemerintah yang nantinya akan disalurkan ke pembangkit listrik oleh PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI).

Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI, belum lama ini mengatakan pasokan gas pipa yang biasa memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PLN mengalami penurunan. Untuk itu, kargo LNG tahun ini meningkat dibanding tahun lalu.

“Kebutuhan LNG 2024 naik dari 68 kargo pada tahun 2023 menjadi 85 kargo tahun ini. Sebagian besar penurunan gas pipa dari Blok Corridor, PHE ONWJ, dan Pertamina EP itu jumlahnya 110 BBtud, harus digantikan LNG 14 kargo,” kata Mamit, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (20/2). (RI)