JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO), emiten pertambangan batu bara nomor dua nasional, akan membagikan dividen interim tahun buku 2015 sebesar US$35,18 juta bagi 31,98 miliar saham atau setara US$0,00110 per saham pada 15 Januari 2016. Manajemen Adaro dalam keterangan tertulis menyatakan, dividen berasal dari laba bersih perseroan hingga September 2015.
Hingga kuartal III-2015, Adaro Energy mencatatkan penurunan laba periode berjalan sebesar 19% menjadi US$180,6 juta dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$224,4 juta didorong berkurangnya pendapatan dari US$2,5 miliar menjadi US$2,1 miliar.
Garibaldy Tohir, Direktur Utama Adaro Energy, mengatakan penurunan harga jual batubara menjadi faktor utama penekan profitabilitas perseroan hingga kuartal III 2015. Rata- rata penurunan harga jual batubara Adaro sebesar 14%. Penurunan volume produksi sebesar 5% menjadi 39,8 juta ton batubara ikut menekan kinerja keuangan perseroan tahun ini. Perseroan juga mencatatkan penurunan penjualan sekitar 3% menjadi 41,2 juta ton dari sebelumnya 42,3 juta ton.
Meski tertekan, Adaro Energy optimistis dapat merealisasikan EBITDA sebesar US$550-800 juta hingga akhir tahun ini. “Hal ini akan didukung model bisnis perseroan yang terintegrasi secara vertikal,” kata Garibaldi, beberapa waktu lalu.
Perseroan saat ini menerapkan strategi untuk memperkuat Adaro dengan mengembangkan tiga motor penggerak pertumbuhan, yaitu pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, serta ketenagalistrikan. Adaro juga menerapkan efisiensi biaya pada seluruh rangkaian pasokan batubara, memperkuat unit logistik, serta memasuki bisnis ketenagalistrikan. Perseroan juga akan konsisten untuk membayarkan deviden tunai setiap tahun.
Meski kinerja keuangan turun, Adaro tetap mempertahankan struktur permodalan yang kokoh dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA operasional 12 bulan terakhir sebesar 1,18 kali dan rasio utang bersih terhadap modal sebesar 0,26 kali pada akhir September 2015. “Kami menjaga likuiditas yang kuat dengan saldo kas sebesar US$ 785 juta untuk mengantisipasi kondisi yang sedang menurun seperti saat ini,” katanya. (DR)
Komentar Terbaru