JAKARTA – Pemerintah tengah memfinalisasi aturan main terbaru skema kontrak bagi hasil migas gross split. Beleid tersebut ditargetkan sudah rampung dan diterapkan maksimal pada Februari mendatang.
Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan opsi peralihan status kontrak bagi KKKS dibuka lebar. Dari Gross Split ke PSC Cost Recovery yang intinya memberi kebebasan terhadap pilihan terbaik untuk adposi skema kontrak. Penerapan ini lantaran beberapa lapangan migas dengan pemberian split penuh (100%) tidak ekonomis. Paramater pemberian split akan banyak dipangkas. “Kita akan keluarkan mudah-mudahan kalau gak bulan (Januari) ini di bulan depan, Peraturan Menteri ESDM baru tentang gross split,” ungkap Tutuka dalam keterangannya, Kamis (25/1).
Menurut Tutuka aturan baru gross split nanti akan jauh lebih fleksibel ketimbang yang berlaku sekarang. “Bahkan bisa memfasilitasi pengembangan blok migas non konvensional. Apalagi, umumnya KKKS enggan implementasi cost recovery. “Simplified gross split itu seperti tax royalti, ini kan belum ada di Indonesia,” ungkap Tutuka.
Perubahan regulasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah yang mempunyai target cukup ambisius sejak awal tahun 2024.
Produksi siap jual atau lifting migas di Indonesia belum mampu menutup kebutuhan tinggi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Lifting minyak bumi di tahun 2023 tertahan di angka 605,5 million barrels oil per day (mbopd).
Penurunan ini alamiah terjadi menyusul belum ada penemuan sumber-sumber baru. Kendati demikian, tingkat penurunan produksi (decline rate) minyak berkurang menjadi hanya 1,2%. Sepanjang tahun 2023, decline rate dari produktivitas eksploitasi jauh membaik ketimbang tujuh tahun terakhir dimana berkisar antara 3-7%.
Selain menjaga dari sisi hulu dan midstream maka aku akan Berbagai metode seperti enhanching oil recovery (EOR), water flood, hingga chemical didorong demi menggenjot produksi. Malahan pada kuartal pertama tahun 2024, pemerintah sudah menyiapkan program dan strategi khusus. “Programnya sudah ada dan tinggal di-launching saja,” ujar Tutuka. (RI)
Komentar Terbaru