JAKARTA — Akademisi dan Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengapresiasi kinerja PT PLN (Persero) dalam memimpin transisi energi Tanah Air.
“Saya mengapresiasi PLN yang telah menjadi garda terdepan dalam mengakselerasi transisi energi dengan menambah kapasitas EBT dalam jumlah besar, serta kolaborasi global yang sudah dilakukan,” katanya kepada media.
Dalam hal transisi energi, menurut Fahmi, bisa terlihat saat PLN mengembangkan program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) atau akselerasi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) guna menjawab tantangan mismatch antara lokasi sumber EBT berskala besar dengan pusat demand listrik.
Dengan program itu, paparnya, PLN mampu mengakselerasi penambahan energi terbarukan hingga sebesar 75% atau setara 60 GW pada 2040. Terinci PLN akan menambah PLTA dan Geothermal sebesar 32 GW serta menambah kapasitas pembangkit surya dan angin hingga sebesar 28 GW.
Lebih lanjut, kata Fahmy, PLN melakukan Green Enabling Super Grid yang dilengkapi dengan Smart Grid dan Flexible Generation. “Dari situ, kita bisa lihat kinerja PLN makin memimpin transisi energi untuk menuju Net Zero Emissions 2060,” katanya.
Guna menunjang akselerasi tersebut, PLN juga telah melakukan sejumlah kolaborasi baik di tingkat lokal, nasional maupun global. Hal itu juga dilakukan untuk percepatan akses pendanaan hijau untuk agenda transisi energi di Indonesia.
Sebagai bukti, beberapa waktu lalu PLN berhasil melakukan kolaborasi global. Berbagai penandatanganan bilateral antara PLN dan mitra bisnis dari China pada Indonesia-China Business Forum (ICBF) di Beijing. Selain itu, dengan International Energy Agency Fatih Birol di Prancis.
Tak hanya itu, MoU dilakukan antara PLN dan Vice Chairman, President Sinosure, Sheng Hetai tentang percepatan akses pendanaan hijau untuk agenda transisi energi di Indonesia.
Selanjutnya, PLN juga melakukan penandatanganan kesepakatan dengan pemimpin perusahaan listrik Thailand, Malaysia, Laos, serta perwakilan ASEAN Center for Energy untuk melakukan kolaborasi mewujudkan interkoneksi ASEAN Power Grid.
Penandatanganan MoU selanjutnya, dilakukan oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan President of CDB Xiamen Branch, Zeng Liqing di kantor pusat CDB, Beijing, China.
Juga dilakukan MoU antara PLN dengan State Grid Corporation of China (SGCC) serempak dengan perusahaan lain di hadapan Presiden RI Joko Widodo pada Indonesia-China Business Forum di Beijing.
“Dengan begitu, percepatan pertumbuhan dengan membangun kapasitas nasional guna menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta mengentaskan kemiskinan, akan segera terwujud bersamaan dengan terjaganya lingkungan,” ujar Fahmy.(RA)
Akademisi UGM: PLN Dinilai Matang Pimpin Transisi Energi di Indonesia
Senin, 30/10/2023 17:56:56
|
1468 Tampilan
|
Komentar Terbaru