JAKARTA – PLN Indonesia Power mulai bakal menjajaki pengembangan sumber energi baru. Nuklir jadi salah satu pilihannya. Dalam rencana jangka panjang perusahaan terdapat rencana penggunaan nuklir untuk pembangkit listrik skala kecil dan modular (Small and Modular Reactor/SMR).
Mochamad Soleh, VP Technology Development PLNL IP, menjelaskan jika saat ini masyarakat awam tahu pembangkit listrik nuklir biasanya memiliki kapasitas raksasa, maka PLN IP akan menawarkan skema baru yang dibangun secara bertahap dengan kapasitas pembangkit listrik bertenaga nuklir berskala kecil.
“Jadi kalau nuklir biasanya bicaranya 1.000 Megawatt (MW) kalau small ini 100 MW, ini bisa dibangun bertahap sesuai kebutuhan,” kata Soleh dalam DETalk bertema Climate Change Mitigation : Collaborative Strategies for Greener Energy Industry yang digelar Dunia Energi, Selasa (17/10).
Secara total dalam perencanaan PLN IP pada tahun 2060 nanti ditargetkan ada pembangkit listrik bertenaga nuklir dengan kapasitas mencapai 10 Gigawatt (GW).
Dalam data perencanaan perusahaan, untuk PLTN SMR pertama nantinya ditargetkan sudah tersedia di tahun 2040 dengan kapasitas sebesar 462 MW.
Adapun saat ini PLN IP tengah melakukan persiapan untuk menggenjot sosialisasi kepada masyarakat tentang keamanan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
“Riset nuklir, kita kembangkan dari skala kecil atau Small and Modular Reactor (SMR) memang disini tujuannya meningkatkan daya penerimaan masyarakat dulu,” ungkap Soleh.
PLTN adalah salah satu strategi PLN IP untuk tetap menyediakan listrik yang dipastikan akan meningkat kebutuhannya tanpa harus menghasilkan emisi.
Dalam jangka pendek atau hingga tahun 2028, PLN IP komitmen untuk menurunkan intensitas emisinya menjadi hanya 0,75 ton/MWh. Beberapa strategi yang dicanangkan antara lain mengembangkan pembangkit listrik EBT dengan kapasitas mencapai 2,7 Gigawatt (GW) serta penggunaan biomassa hingga 6% di PLTU. (RI)
Komentar Terbaru