JAKARTA – Realisasi perburuan cadangan migas cukup positif memasuki bulan kesepuluh tahun 2023. Namun masih ada enam proyek migas yang masih menunggu insentif pemerintah agar bisa berlanjut. Total potensi cadangan dari enam proyek tersebut sangat besar bahkan hampir mencapai 40% dari total potensi tambahan cadangan yang tercatat hingga September 2023.
Dalam data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan pengajuan Rencana Pengembangan atau Plan of Development (POD) dan sejenisnya tahun 2023 mencapai 48 usulan dengan potensi keseluruhan penambahan cadangan migas mencapai sekitar 960 juta barel setara minyak (MMBOE).
Benny Lubiantara, Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, mengungkapkan dari 48 usulan POD dan sejenisnya, sebanyak 6 diantaranya membutuhkan insentif agar ekonomis dengan potensi penambahan cadangan migas mencapai sekitar 366,81 MMBOE. Sedangkan POD dan sejenisnya yang tidak membutuhkan insentif, memiliki potensi penambahan cadangan mencapai sekitar 593,79 MMBOE.
“Kami saat ini sedang mendiskusikan insentif-insentif yang dapat diberikan sehingga lapangan tersebut menjadi ekonomis dan potensi sebesar 366,81 MMBOE dapat di unclock dan diproduksi dimasa yang akan datang. Memperhatikan dukungan Pemerintah untuk industri hulu migas, kami optimis pembahasan insentif tersebut akan mendapatkan hasil yang positif”, kata Benny dalam keterangannya, Selasa (19/10).
Lebih lanjut, SKK Migas sendiri mencatat penambahan cadangan sebesar 543,67 MMBOE berasal dari persetujuan 23 pengajuan Plan of Development (POD) dan sejenisnya dengan komitmen investasi yang diperoleh dari persetujuan 23 POD dan sejenisnya mencapai sekitar US$ 9,82 miliar atau setara dengan Rp 147,3 triliun.
“Hingga saat ini, kami memproyeksikan pencapaian RRR di tahun 2023 bisa mencapai sekitar 149,5%, sehingga di tahun 2023 akan menjadi 6 (enam) tahun berturut-turut RRR capaiannya bisa diatas 100%. Secara rata-rata dari tahun 2018 hingga 2023 diperkirakan capaian RRR secara rata-rata adalah sekitar 163% yang menunjukkan SKK Migas berhasil meningkatkan RRR sekitar 63% lebih tinggi dari target”, ujar Benny.
Berdasarkan data SKK Migas, pencapaian RRR dalam rentang tahun 2013 sampai 2017 sekitar 64% dengan rincian RRR 2013 sebesar 74%, tahun 2014 sebesar 67%, tahun 2015 sebesar 60%, tahun 2016 sebesar 64% dan 2017 sebesar 55%. Sejak transformasi SKK Migas dilakukan di tahun 2019, maka hingga saat ini capaian RRR diatas 100%. Hal ini menunjukkan transformasi hulu migas yang telah dituangkan dalam Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional
Sementara itu, realisasi capaian penambahan cadangan migas sampai triwulan ketiga 2023 yang sudah mencapai 543,67 juta barel setara minyak, sekaligus menunjukkan rasio penggantian cadangan migas atau reserves replacement ratio (RRR) sudah mencapai 84,6% dari target 100% hingga akhir tahun 2023. (RI)
Komentar Terbaru