JAKARTA – PT Pertamina International Shipping (PIS) bakal mulai fokus untuk jasa pengangkutan LNG. Untuk wilayah domestik salah satu proyek yang diincar adalah proyek gasifikasi pembangkit listrik PLN.

Yoki Firnandi, CEO PIS, mengatakan PIS berencana ikut ambil bagian dalam tender yang digelar PLN untuk pengadaan gas di pembangkit listrik. Menurut dia bisnis angkut LNG sangat bergantung pada keberlanjutan proyek. Selain bakal mendukung bisnis LNG di Pertamina, PIS juga akan lebarkan sayap untuk ikut dalam kegiatan pengadaan LNG di luar Pertamina namun demikian rencana ekspansi bisnis LNG yang diusung PIS juga tergantung pada keberlanjutan proyek yang ada.

“Kalau bicara proyek di dalam negeri bersama Pertamina group kami siap intinya. Tapi sangat bergantung pada kepastian dari proyeknya sendiri. Mungkin untuk seperti gasifikasi yang di PLN, ya karena kita tender ini kami (berencana) partisipasi di situ,” kata Yoki belum lama ini di Jakarta.

Beberapa proyek gas besar lainnya yang siap didukung PIS misalnya juga di proyek Masela. “Dengan Pertamina group, kita tahu kami punya portofolio, nanti ke depan juga akan ada Masela, itu lapangan gas besar walaupun mungkin produksinya 2030, tapi kami sudah siap. itu ke dalam negeri,” ungkap Yoki.

Untuk itu tahun ini memang PIS berencana untuk menambah satu kapal armada khusus untuk mengangkut LNG. “Prioritas utama kami, kami mungkin ada rencana investasi di kapal LNG tapi tentu kami harus memastikan proyeknya sendiri, employementnya seperti apa, kepastian keterangkutannya seperti apa, karena kapal LNG ini sudah sangat mahal,” jelas Yoki.

Berdasarkan Keputusan Menteri No 2.K/TL.01/MEM.L/2022 terdapat 26 pembangkit baru yang akan dibangun dengan total kapasitas mencapai 1.018 MW dan alokasi gas yang dibutuhkan 72,32 BBTUD. Selanjutnya tujuh Pembangkit Listrik bertenaga gas yang baru dibangun. Seluruhnya berada di wilayah Indonesia bagian timur dengan kapasitas 180 MW dan gas yang dibutuhkan 11,42 BBTUD.

Sehingga total keseluruhan pembangkit listrik yang masuk dalam penugasan Pertamina dan PLN untuk disediakan LNG dan menjadi berbahan bakar LNG atau gas di aturan baru ini berjumlah 33 pembangkit dengan kapasitas 1.198 MW dan kebutuhan gas 83,74 BBTUD.

Proyek gasifikasi di 10 titik Cluster Nusa Tenggara (Nusra) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) yang saat ini telah memasuki tahap perizinan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kebutuhan gas bumi untuk Cluster Nusra dan Sultra direncanakan akan dipasok lewat moda LNG dari Bontang, dengan total kebutuhan gas di cluster Nusra sekitar 28 BBTUD dan Sultra sekitar 4 BBTUD. (RI)