DAR ES SALAAM – Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menggenjot investasi di Tanzania, khususnya di sektor energi.

Masih dalam lawatan Presiden RI Joko Widodo ke Benua Afrika, Tanzania, menjadi negara tujuan kedua yang disinggahi Presiden Jokowi. Ia disambut oleh Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan untuk melakukan pertemuan bilateral di Dar Es Salaam State House, pada Selasa, (22/8)

“Suatu kehormatan bagi saya untuk mengunjungi Tanzania untuk pertama kalinya. Akar hubungan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika sangat kokoh sejak Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 dan Gerakan Non Blok (GNB) tahun 1961,” kata Jokowi dalam keterangan pers di Dar Es Salaam Tanzania, Selasa (22/8).

Jokowi mengatakan bahwa solidaritas dan kolaborasi harus diperkuat dan tetap digelorakan oleh negara-negara di Global South, sebagaimana spirit Bandung tahun 1955 lalu. “Global south berisikan 85% populasi di dunia, sehingga seharusnya dunia mwndengarkan suara dan kepentingan negara negara global south, termasuk hak untuk melakukan lompatan pembangunan,” ujar dia.

Lebih lanjut, Jokowi menguraikan bahwa pertemuan bilateral dengan Tanzania, membahas kerja sama beberapa hal, di antaranya adalah mendorong untuk dibentuknya Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Tanzania untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara.

Kerja sama lainnya yaitu terkait sektor energi, dimana Ia menyampaikan bahwa Indonesia berantusias untuk menanamkan modal dalam sektor energi di Tanzania. “Indonesia ingin meningkatkan investasi di tanzania termasuk pengelolaan Blok Gas Mnazi Bay oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia, serta pengelolaan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk,” ungkap Jokowi.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan  Sama Kementerian ESDM menambahkan bahwa kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Tanzania meliputi kerja sama Government to Government (G to G) dan Business to Business (B to B), yang dilakukan oleh BUMN sektor energi Indonesia.

“Penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antar kedua pemerintah dilakukan oleh Menteri ESDM Indonesia dan Menteri Energi Tanzania, dengan area kerja sama tentang ekplorasi industri perminyakan, pertukaran dan informasi ekplorasi pengembangan minyak bumi, promosi untuk investasi bidang ketenagalistrikan dan energi terbarukan, berbagi pengetahuan dan pengalaman di sektor perminyakan, ketenagalistrikan, dan energi terbarukan, peningkatan kapasitas melalui pelatihan,” ujar Agung.

Adapun kerja sama B to B di sektor energi terdiri dari:
– MoU kerja sama energi antara PT Pertamina (Persero) – Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC), dengan area kerja sama terkait Capacity building dalam Eksplorasi Hidrokarbon dan value chain; Pertukaran pengetahuan, pengalaman, data teknis, laporan & informasi dibidang hidrokarbon; Penjajakan area potensial untuk yang memberikan keuntungan bersama di subsektor minyak dan gas di Tanzania

– MoU Kerja Sama Pertukaran Komprehensif dan Transformasi Sistem Ketenagalistrikan antara PT. PLN (Persero) dengan Tanzania Electric Supply Company Limited (TANESCO), dengan area kerja sama Pertukaran data dan/atau informasi dalam rangka kerja sama mendukung Transformasi Digital di TANESCO.

– MoU on Cooperation in the Field of Mining antara MIND ID dan STAMICO, dengan area kerja sama Geologi, kegiatan pengeboran eksplorasi mineral, Pelatihan dan pembangunan kapasitas, pengembangan bersama proyek Pertambangan di Tanzania.