JAKARTA – Pabrik Compressed Biogas (CBG), yang dibangun oleh PT Kaltimex Energy bekerjasama dengan BUMD NTB dan PT Gerbang NTB Emas (GNE) mulai dibangun pada 17 Agustus lalu. Pabrik ini ditargetkan akan mencapai tahapan Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2025.
Pabrik ini akan mengolah sampah pertanian berupa tongkol jagung menjadi bahan baku pembuatan CBG. Produk ini dapat digunakan sebagai substitusi LPG (Liquified Petroleum Gas), yang akan dimanfaatkan oleh industri hotel, restoran dan cafe (HORECA). Pabrik CBG ini mampu menghasilkan hingga 10 ton CBG per hari, dan diharapkan dapat menurunkan emisi sebesar 5.448 ton CO2 per tahun, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, dan menyelesaikan permasalahan sampah.
Zulkieflimansyah, Gubernur NTB, mengatakan pabrik CBG ini mewakili dua isu penting yaitu industrialisasi dan zero waste. Kedua hal ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Provinsi NTB memiliki target yang ambisius untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 dimana target tersebut diimplementasikan ke dalam 3 program, yaitu Green Tourism, Green Energy dan Green Industry.
“Provinsi NTB memiliki target ambisius untuk mencapai target penurunan emisi sebesar 3 juta ton CO2, karenanya k/ita harus mulai mengolah limbah kita menjadi bermanfaat seperti tongkol jagung yang jumlahnya melimpah di NTB sehingga memiliki nilai tambah, dalam hal ini diubah menjadi CBG”, ujar Zul dalam keterangannya (22/8).
Trois Dilisusendi, Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Ditjen EBTKE, mengatakan pabrik CBG di Lombok Barat ini akan mengisi kebutuhan LPG untuk industri dan komersial di NTB. Dengan demikian, NTB menjadi mandiri energi serta mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam percepatan target nol emisi karbon.
“NTB miliki potensi besar biomassa dari limbah pertanian, terutama tongkol jagung yang mencapai 180 ribu ton, dengan teknologi dapat dimanfaatkan menjadi CBG. Pemerintah pusat terus mendorong pemanfaatan biogas, salah satunya dukungan kebijakan pengadaan biogas sebagai bahan bakar lain”, ungkap Trois.
Ralhan, Chairman Kaltimex Group mengatakan, Provinsi NTB terpilih sebagai lokasi pabrik CBG karena memiliki komitmen yang tinggi terhadap lingkungan, dengan target nol emisi karbon pada 2050, program zero waste dan industrialisasi.
“Kami berharap dapat mendukung rencana Pemerintah RI dalam menekan angka impor LPG ke depan, mengingat tingginya impor LPG di Indonesia sepanjang tahun 2022 yang mencapai 6,7 juta ton atau setara 82% dari total volume LPG yang dikonsumsi masyarakat Indonesia pada tahun yang sama,” kata Ralhan. (RI)
Komentar Terbaru