JAKARTA—Sumber polutan yang memenuhi udara Jakarta berasal dari sektor transportasi. Kendaraan pribadi sebagai salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Ibukota negara.
Agus Pambagio, Dewan Proper Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengatakan kendaraan berbahan bakar minyak saat ini menjadi kontributor besar dalam polusi udara di Jakarta, selain sektor industri. Dalam situasi saat ini, kendaraan bermotor menjadi penyebab signifikan dari polusi udara di Jakarta, mencakup sekitar 57% dari total polutan.
“Situasi udara yang tercemar telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan di Jakarta, bahkan termasuk dalam salah satu kondisi paling buruk di dunia,” ujar Agus.
Peta kualitas udara di Jakarta (OQAir) secara live kerap menunjukkan rata-rata kondisi di Jakarta adalah pada status tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jumlah kendaraan bermotor khusus di DKI Jakarta saja mencapai sekitar 21,8 juta unit pada akhir 2022. Data ini tercatat dalam laporan Statistik Indonesia 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut laporan tersebut, selama periode 2020-2022 jumlah mobil penumpang di Jakarta sudah bertambah 1,6 jutaan unit.
Dari persentase 57% polutan yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar minyak, menurut Agus, hampir 98% berasal dari kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan-jalan Ibukota.
Agus berpendapat pemerintah perlu lebih berinvestasi dalam mengembangkan infrastruktur transportasi yang berbasis pada energi terbarukan. Pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mengembangkan infrastruktur transportasi yang menggunakan sumber energi terbarukan seperti kendaraan listrik (EV), biodiesel, dan biofuel yang efisien dan terjangkau, seperti kereta api, bus, dan moda transportasi umum lainnya.
Dalam hal pencemaran udara, Agus menepis isu pembangkitan listrik yang dijadikan penyebab meningginya polusi udara di Ibu Kota. “Masalahnya adalah transportasi,” kata dia. (RA)
Komentar Terbaru