JAKARTA – PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO), secara resmi melaksanakan Pencatatan Saham Perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan saham (ticker code) RMKO. Dengan dimulainya perdagangan tersebut, Perseroan menjadi emiten ke-52 yang mencatatkan sahamnya di tahun 2023.
Perseroan menawarkan sebanyak 250.000.000 lembar saham baru atau sebanyak 20,00% dari seluruh total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp100 per lembar saham. Saham baru tersebut ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp450 per lembar saham, sehingga jumlah keseluruhan dana IPO yang terkumpul sebesar Rp112.500.000.000. Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham Perseroan ini seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha.
Pihak yang bertindak selaku penjamin pelaksana emisi dalam IPO Perseroan ini adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia. Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia, R.A. Wisnu Widodo, menyatakan keyakinannya terhadap pertumbuhan dan prospek usaha Perseroan ke depan di industri pertambangan tanah air. Hal ini diperkuat dengan private hauling road sepanjang 39 KM yang sedang dibangun oleh Perusahaan guna membuka jalur baru logistik batubara dari area tambang Kabupaten Muara Enim dan Lahat menuju stasiun muat Gunung Megang, di mana penyelesaian proyek tersebut akan dapat secara signifikan meningkatkan kinerja Perseroan.
Pada masa penawaran telah terjadi oversubscribed sebanyak 166,02 kali dari porsi penjatahan terpusat (pooling).
Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia R.A Wisnu Widodo, yang mewakili penjamin pelaksana emisi IPO RMKO menyatakan bahwa oversubscription dalam penawaran umum perdana saham RMKO, membuktikan minat investor terhadap sektor energi masih sangat tinggi. “Kehadiran RMKO di Bursa Saham Indonesia akan menambah pilihan investor dalam memilih saham perusahaan dengan fundamental yang baik,” kata Wisnu Widodo.
Direktur Utama RMKO Vincent Saputra, mengatakan bahwa Grup Perseroan telah memiliki pengalaman di industri pertambangan lebih dari 15 tahun sejak tahun 2009. Perseroan mencatatkan dan menawarkan sahamnya untuk bertransformasi dan melanjutkan pertumbuhannya di industri pertambangan tanah air dengan menciptakan pertumbuhan dan sinergi yang berkelanjutan serta memiliki tata kelola yang lebih baik dan profesional dalam menjalankan kegiatan usahanya. IPO ini dapat mendukung Perseroan untuk meningkatkan layanan jasa penunjang pertambangan dan logistik yang terintegrasi di Sumatera Selatan. Dengan terintegrasinya jasa logistik hulu ke hilir ini, kinerja grup dapat meningkat secara berkelanjutan.
“Saat ini, Perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan menggarap tambang in-house milik anak usaha PT RMK Energy (RMKE) dan ke depannya juga akan menyediakan jasa pertambangan serta pengangkutan batubara dari tambang-tambang non-grup di Muara Enim dan Lahat. Dengan dibukanya hauling road yang ditargetkan selesai pada tahun ini, RMKO dapat meningkatkan pendapatan dari third parties secara signifikan,” kata Vincent, Senin(31/7).
Vincent menyampaikan potensi batubara di Sumatera Selatan masih sangat besar, apabila infrastruktur di hulu dan hilir sudah terkoneksi dengan baik, serta tersedianya jasa penunjang pertambangan yang profesional. RMKO optimis dapat meningkatkan kapasitas produksi di Sumatera Selatan. Terlebih lagi, dengan menjadi perusahaan terbuka, diyakini RMKO ke depannya akan dapat menggarap berbagai proyek pertambangan dan tidak hanya terbatas di Sumatera dan bahkan terbuka dengan peluang sebagai perusahaan penyedia jasa pertambangan untuk komoditas lainnya.
“Kami juga sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan dari investor yang telah berpartisipasi pada IPO RMKO sehingga tercapai oversubscribed sebanyak 166,02 kali,” ujar Vincent Saputra.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Perseroan Nathania Pricilla Saputra menambahkan Perseroan berhasil meningkatkan pendapatan pada tahun 2022 sebesar 6,5 kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 dengan CAGR antara tahun 2020-2022 sebesar 7,9 kali. Peningkatan pendapatan tersebut diperoleh sejak beroperasinya tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) pada Februari 2022. Jasa pertambangan dan jasa sewa alat berat masing-masing berkontribusi sebesar 55,6% dan 44,4% terhadap total pendapatan Perseroan. Seiring dengan peningkatan pendapatan usaha, Perseroan juga berhasil meningkatkan laba bersih usaha sebesar 7,4 kali di tahun 2022.
“Ke depannya melalui MoU afiliasi RMKE bersama PTBA, Perseroan juga dapat berkontribusi pada proses hulu dengan mengangkut batubara milik PTBA melalui hauling road hingga pemuatan batubara pada stasiun muat Gunung Megang dengan menggunakan Train Loading System (TLS) dan RMKE melanjutkan proses hilir dengan melakukan bongkaran dan muat tongkang batubara di Stasiun Simpang dan Pelabuhan Kramasan. Kami optimis Perseroan dapat mencapai target yang ditetapkan dan mendukung visi Perseroan untuk menjadi kontraktor penyedia jasa pertambangan yang terintegrasi, terlengkap, dan terbaik di Indonesia,” ujar Nathania Pricilla Saputra.
PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk didirikan pada tahun 2017 dengan nama PT Rantai Mulia Kontraktorindo sebagai perusahaan dalam rangka PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Perseroan pada tahun 2022 melakukan perubahan nama dari sebelumnya PT Rantai Mulia Kontraktorindo menjadi PT Royaltama Mulia Kontraktorindo. Perseroan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa penunjang pertambangan dan jasa penyewaan alat-alat berat. Perseroan memiliki kompetensi yang luas dalam bisnis batubara terintegrasi. Grup Perseroan memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun di bisnis pertambangan batubara serta didukung dengan tenaga kerja yang kompeten dan ahli di bidangnya.
Saat ini, Perseroan memiliki 6 unit usaha yang terdiri persiapan infrastruktur pertambangan dan emplasemen, jasa pertambangan pada berbagai tahapan, reklamasi area bekas tambang untuk memulihkan lahan bekas tambang agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya, pengangkutan batubara termasuk pembangunan jalan pengangkutan, pengelolaan emplasemen, crushing, dan pemuatan batubara ke kereta api menggunakan Train Loading System (TLS), serta penyewaan alat-alat berat yang tidak terbatas hanya kepada perusahaan di sektor pertambangan.
Pada tahun 2022, Perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp184,87 miliar meningkat sebesar 6,5 kali lipat semenjak beroperasi tambang in-house RMKE, PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) pada tahun 2021. Pendapatan Perseroan telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2021 dengan CAGR 2020-2022 sebesar 7,9 kali. Jasa pertambangan dan jasa sewa alat berat masing-masing berkontribusi sebesar 55.6% dan 44.4% terhadap total pendapatan Perseroan. Seiring dengan peningkatan pendapatan usaha, Perseroan juga berhasil meningkatkan laba bersih usaha sebesar 7,4 kali lipat menjadi Rp19,08 miliar.(RA)
Komentar Terbaru