GARUT – Karena kerusakan turbin sejak April 2014, PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang sebagai pemasok uap untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit I Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa barat yang dikelola PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero), terpaksa menghentikan aktivitas sumur. Potesi kerugian perusahaan akibat adanya shutdown PLTP Unit I Kamojang diperkirakan sebesar US$14 juta atau sekitar Rp196 miliar per tahun.
“Jika dihitung antara potensi uap yang dihasilkan dari unit I dan harga jual uapnya, diperkirakan potential lost sebesar US$14 juta per tahun,” ujar Wawan Darmawan, General Manager Area Kamojang PT Pertamina Geothermal Energy saat berbincang dengan media, Minggu (1/11).
Wawan mengaku belum mengetahui secara pasti kapan kegiatan operasional PLTP Kamojang unit I, akan kembali beroperasi. Kewenangan kegiatan operasional PLTP Kamojang Unit I berada di tangan PT Indonesia Power, termasuk perbaikan kalau ada kerusaan. Kegiatan perbaikan segara dilakukan dan diperkirakan sudah bisa beroperasi pada akhir 2016 atau awal 2017. Dari lima unit pembangkit listrik di area Kamojag total daya yang dihasilkan 230 MW. Unit I hingga III dikelola Indonesia Power serta Unit IV dan V dikelola Pertamina Geothermal Energy Area Geothermal Kamojang.
“Kami berharap, semakin cepat diperbaikai dan beroperasi, akan semakin baik. Karena kewenangan ada di Indonesia Power, kami tidak bisa memastikan. Pengennya sih, kita ambil alih saja,” kata Wawan.
Dalam menjalankan bisnis pengembangan panas bumi di Kamojang, PT Pertamina menggunakan dua skema bisnis. Yakni skema upsteam project (jual uap) dan skema total project (jual listrik). Dari lima unit pembangkit yang ada di PLTP Kamojang, unit I,II dan III, menggunakan skema upstream project sementara unit 4 dan 5, pola bisnisnya total project.
Untuk PLTP unit 1-3, PT Pertamina Geothermal menjual uap kepada PT Indonesia Power, anak perusahaan PT PLN (persero). Harga jual uap kepada untuk tiga unit pembangkit tersebut sebesar US$6,2 sen. Sementara untuk kegiatan total project unit 4 dan 5, harga jual masing-masing US$9,7 sen/kWh dan US$9,4 sen/kWh. Jual beli uap dan listrik di PLTP Kamojang, terikat dalam kontrak jangka panjang 30 tahun.
Dengan menjaul uap, posisi PLTP sebenarnya berada di pihak lain dalam hal ini pihak Indonesia Power. Tanggungjawab PT PGE, hanya sampai mensuplai uap yang selanjutnya di proses lebih lanjut untuk menghasilkan listrik.
“Saat ini, uap dari unit I dimatikan. Jika memang sudah dilakukan perbaikan, tinggal dihidupkan lagi. Salah satu keunggulan karakteristik panas bumi dari Kamojang adalah menghasilkan 99% uap dan salah satu terbaik di dunia. “Setelah shutdown, tidak membutuhkan teratmen tertentu, tinggal dihidupkan begitu saja, sudah bisa berjalan seperti sedia kala,” kata Wawan.(AP)
Shut Down PLTP Unit I Kamojang Rugikan Pertamina Geothermal US$14 Juta Per Tahun
Redaktur
|
Senin, 2/11/2015 06:14:36
|
2647 Tampilan
Bagikan:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
- Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru)
Baca Juga
Masyarakat Jangan Jadi Tumbal Ambisi Pemerintah Kejar Transisi Energi
Energi Terbarukan
22/11/2024
Perlu Dana Rp1.000 Triliun Bangun Pembangkit Listrik dan Tranmisi, Pemerintah Pertimbangkan Keterlibatan Swasta
Energi Terbarukan
21/11/2024
United Tractors dan Energia Prima Nusantara Dorong Inovasi EBT
Energi Terbarukan
21/11/2024
PLN Perluas Akses Pendanaan di COP 29 untuk Bangun Pembangkit EBT
Energi Terbarukan
17/11/2024
Indonesia Optimistis CCS/CCUS Bakal Berkontribusi Signifikan Kurangi Emisi Indonesia
Energi Terbarukan
17/11/2024
Biofuel Jadi Salah Satu Kunci Akselerasi Transisi Energi Indonesia
Energi Terbarukan
14/11/2024
Berita Lainnya
SIL UI Inisiasi Pembelajaran Pengelolaan Limbah pada Siswa SD
Lingkungan
5 jam yang lalu
Peningkatan Produksi dan Harga Jual Dorong Pertumbuhan Kinerja Energi Mega Persada
Migas
7 jam yang lalu
Harita Nickel Catatkan Pertumbuhan Stabil di Kuartal III 2024
Minerba
8 jam yang lalu
RMK Energy Muat 7,5 Juta Ton Batu Bara, Meningkat 18,9% Hingga Oktober
Minerba
8 jam yang lalu
Komentar Terbaru