SINGAPURA – Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk berkolaborasi dalam studi kelayakan pengenalan co-firing amonia di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang dioperasikan oleh BLCP Power Limited (BLCP). PLTU BLCP merupakan produsen listrik independen (IPP) di Thailand dan usaha patungan (50:50) antara Banpu Power Public Company Limited (BPP) dan Electricity Generating Public Company Limited (EGCO Group).
Dalam publikasi Corporate Communication Department MHI yang diterima redaksi Dunia Energi, Senin(16/1), dijelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk mendekarbonisasi pembangkit listrik yang ada, mendukung Thailand dalam mencapai ambisi iklimnya dan menjadi masyarakat rendah karbon. MoU ditandatangani dalam Dialog Kebijakan Energi Jepang-Thailand (JTEPD) yang diadakan di Bangkok, Thailand,(12/1/2023). Beberapa organisasi Thailand dan Jepang selain MHI dan BLCP juga terlibat dalam proyek tersebut, yang menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dalam mengurangi emisi global.
Ini termasuk BPP dan EGCO Group dari Thailand, serta JERA Co., Inc. dan Mitsubishi Corporation dari Jepang.
Menurut rencana, studi kelayakan MHI dengan dukungan dari merek solusi kelistrikan Mitsubishi Power, akan menentukan dan melakukan studi tentang pasokan pembakar amoniak, fasilitas boiler, dan peralatan yang diperlukan untuk co-firing amoniak. JERA akan mengkaji pengadaan dan pengangkutan bahan bakar amoniak, sedangkan JERA dan Mitsubishi Corporation akan mengkaji fasilitas pelabuhan, serta fasilitas penerima dan penyimpanan amoniak.
Ini akan mengarah pada pembentukan rantai nilai bahan bakar terintegrasi dari pengadaan hingga pemanfaatan. BLCP, MHI, Mitsubishi Corporation dan JERA Co., Inc. juga akan bersama-sama melakukan studi dan mengembangkan rencana untuk mencapai 20% co-firing amonia, mendukung pengurangan emisi CO2 dan dekarbonisasi.
Terletak di provinsi Rayong di tenggara Thailand, Pembangkit Listrik BLCP terdiri dari dua boiler berbahan bakar batu bara subkritis dengan total output 1.434 megawatt (MW) yang mulai beroperasi pada tahun 2006 dan 2007. MHI memasok boiler, turbin uap, dan fasilitas utama lainnya ke pembangkit listrik. Thailand telah mengumumkan komitmennya untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, dan emisi gas rumah kaca nol bersih pada tahun 2065. Negara tersebut berencana untuk memperkuat kerja sama dengan Jepang mengenai teknologi dekarbonisasi untuk bahan bakar seperti amonia dan hidrogen.
MHI dan Mitsubishi Power telah memasok lebih dari 25 Gigawatt (GW) peralatan pembangkit listrik ke Thailand, termasuk fasilitas yang sedang dibangun, terhitung lebih dari setengah kapasitas pembangkit di negara tersebut. Melalui peralatan dan layanan pembangkit listrik terdepan di industrinya, Mitsubishi Power telah memainkan peran penting dalam transisi Thailand dari bahan bakar batu bara ke bahan bakar gas, mendukung perubahan bertahap menuju pengurangan emisi CO2. Melanjutkan momentum MoU ini, MHI dan Mitsubishi Power menawarkan solusi dekarbonisasi kepada pelanggan dan industri pembangkit listrik di seluruh dunia, untuk memastikan pasokan energi yang stabil dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan di kawasan tersebut.(RA)
Komentar Terbaru