JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki alasan tersendiri kenapa akhirnya menunjuk kembali Dwi Soetjipto sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, menyatakan ada proyek- proyek besar yang kini sedang diawasi oleh SKK Migas dan membutuhkan sosok yang paham betul dengan kondisi real di lapangan serta status proyek tersebut. Menurutnya dia Dwi merupakan salah satu aktor utama kelanjutan proyek Masela.

“Selama ini kan program (hulu migas) ini masih dengan pak Dwi Seotjipto. Masela. Kita harus segera menyelesaikan. Ada histori ada yang mengetahui diawal sehingga memang tugas ya menyelesaikan,” kata Arifin ditemui di Kementerian ESDM, Senin (5/12).

Seperti diketahui, proyek Masela kini sedang masuki tahap baru pergantian kepemilikan hak partisipasi atau Participating Interest (PI). Shell sebagai mitra Inpex Corportion melepas PI-nya di Masela.

Sementara Nanang Abdul Manaf dipilih karena dinilai memiliki pengalaman yang mumpuni untuk mendapingi Dwi Soetjipto untuk mengejar target produksi migas.

“Kalau pak Nanang dia kan punya pengalaman. Kan lebih mateng di hulu migas. Nah itu kita harapkan bisa menjadi angin baru, semangat, segalanya baru,” ujar Arifin.

Arifin mengungkapkan dengan adanya jajaran baru ini SKK Migas dan KKKS harus terus tingkatkan produksi migas nasional.

“Lakukan pemboran sumur secara masif serta lakukan upaya terobosan agar produksi migas capai target. Meskipun kita dihadapi penurunan produksi, saat ini harus dijaga jangan sampai turun. Kurangi unplanned shutdown,” kata Arifin.

Selain itu, Arifin juga meminta agar para pimpinan SKK Migas yang baru mampu mendorong pencapaian target produksi 2030 kurangi impor sehingga pemerintah memiliki ruang kembangkan EBT. “Periode transisi energi migas masih jadi pilihan utama untuk transportasi, gas bumi energi transisi sebelum tercapai energi baru di sektor pembangkit,” ujar Arifin.

Selain blok Masela, ada proyek lainnya yang juga masih terganjal yakni proyek IDD yang kini masih menunggu operator baru.