Batangtoru,– Tambang emas Martaba mulai membangun jembatan Pulogadung di Kecamatan Batangtoru, Sumatera Utara sepanjang 212 m. Pembangunan Jembatan yang didesain Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tapanuli Selatan. dalam waktu 6-8 bulan dan menerlan biaya sekitar Rp1,75 miliar.
Pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari implementasi program Tanggung Sosial Perusahaan/CSR, khususnya untuk memperkuat infrastruktur pedesaan guna peningkatan pengelolaan peluang ekonomi masyarakat. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan jembatan gantung ini sekitar 1,75 miliar rupiah.
Peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan jembatan gantung Pulo Godang dilakuka oBupati Tapanuli Selatan pada 24 September, Daerah Pulo Godang di Kecamatan Batangtoru merupakan lumbung padi dengan luas berkisar 250 hektar. Saat ini terdapat 9 (sembilan) kelompok tani yang merupakan dampingan Tambang Emas Martabe. Ke-9 kelompok tani ini berasal dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan Batangtoru, antara lain Desa Wek 1, Wek 2, Wek 3, Wek 4, Hapesong Baru, Telo dan Napa.
Salah satu kendala yang dialami para petani adalah akses menuju sawah. Selama ini para petani menggunakan perahu dengan menyeberangi Sungai Batangtoru. Tentunya sarana penyeberangan ini sangatlah terbatas, terlebih untuk membawa hasil panen. Untuk membantu para petani, Departemen Pengembangan Masyarakat (Community Development) Tambang Emas Martabe berinisiatif untuk membangun jembatan gantung dengan tujuan utama memberikan akses kepada para petani untuk beraktivitas di sawah juga mengangkut hasil pertanian.
Pembangunan jembatan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian bantuan yang pernah diberikan Tambang Martabe, yaitu pemberian bantuan 7 (tujuh) traktor tangan, 7 (tujuh) mesin perontok padi, pupuk dan juga bibit padi. Peningkatan pengetahuan petani diberikan melalui studi banding yang dilakukan ke Deli Serdang, juga Sumatra Barat.
“Ini perwujudan kepedulian Tambang Martabe terhadap sektor pertanian di daerah lingkar tambang dengan membangun akses transportasi yang baik bagi para petani.” Ujar Stevi Thomas, Community Relations, Community Development and General Affairs Senior Manajer Tambang Martabe Jmebatan tersebut akan mempermudah akses transportasi para petani akan meningkatkan produksi padi, sehingga pada gilirannya dapat menunjang program ketahanan pangan yang tengah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pada Januari 2014, Tambang Martabe juga telah memperbaiki jembatan gantung sepanjang 155,5 meter di Pulo Goya, Desa Bandar Hapinis. Jembatan ini merupakan akses transportasi yang penting bagi warga yang tinggal di Desa Bandar Hapinis dan Desa Bandar Tarutung. Biaya perbaikan jembatan mencapai sekitar 170 juta rupiah. Perbaikan yang dilakukan meliputi mengganti seluruh lantai kayu jembatan, memperbaiki pilar jembatan, dan mengganti pagar kawat jembatan
Selanjutnya pada Februari 2014, Tambang Martabe bekerja sama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Batangtoru, telah mendirikan bangunan saung berukuran 8×6 meter di lokasi persawahan Pulo Godang yang diberi nama “Saung Parsadaan Parsaba Martabe”. Bangunan ini difungsikan untuk kegiatan Sekolah Lapang bagi para petani. Sekolah Lapang diadakan dengan tujuan memberikan bimbingan pengetahuan dan penyuluhan keterampilan bagi para petani agar dapat memaksimalkan produktivitas sawah di Pulo Godang. Rata-rata produksi padi para petani di Pulo Godang sekitar 6 ton/hektar, jumlah ini telah mengalami peningkatan sebelumnya sebesar 4 ton/hektar. Dengan adanya sekolah lapang, diharapkan, para petani dapat meningkatkan produksi padi mereka mendekati atau bahkan menyamai rata-rata produksi padi nasional sebesar 9 – 10 ton per hektar.
Komentar Terbaru