JAKARTA – Angin segar dalam industri hulu migas nasional kembali berhembus dengan adanya temuan potensi cadangan migas yang diyakini besar di blok Andaman di wilayah Aceh. Namun pemerintah harus segera menindaklanjuti temuan tersebut lantaran temuan yang berada di lokasi perbatasan.

Sugeng Suparwoto, Ketua Komisi VII DPR RI, menegaskan pemerintah harus bergerak cepat mendorong kontraktor di sana memastikan jumlah cadangan yang ada sehingga bisa langsung dilakukan proses untuk memproduksi cadangan yang sudah terbukti.

“Blok Andaman insya Allah ditemukan cadangan besar untuk segera dieksploitasi kalau nggak nanti jadi tarik menarik internasional dengan Thailand, karena itu dekat sekali dengan perbatasan zona ekonomi eksklusif,” kata Sugeng disela Forum Kapasitas Nasional di Jakarta, Kamis (28/7).

Menurut dia dengan posisi yang berada di perbatasan bisa saja cadangan di dalam lautnya ternyata besar sampai menyebrang ke wilayah negara lain. Itu lah yang harus diantisipasi pemerintah agar tidak terjadi gangguan saat akan memproduksikan cadangan yang ada di sana.

“Dalam dunia migas namanya reservoir bisa saja nyambun, nyebrang antar negara, bisa saja. Itu memang di batas-batas perbatasan. Itu yang harus kita cermati. Maka betul akan dilakukan pengeboran kembali, satu pengeboran lagi untuk memastikan reserve-nya nanti dengan seismik tertentu dengan 3D seismik, maka akan kelihatan reserve terbesar akan di mana dan seterusnya,” jelas Sugeng.

Menurut Sugeng, jika memang terjadi kondisi posisi cadangan lintas perbatasan maka Pemerintah harus segera menjalin komunikasi dengan Thailand dalam hal pengoperasionalan karena itu menyangkut zona ekonomi eksklusif 200 mil laut dengan ketentuan tentu.

“Saya kira begitu. Intinya begini, apapun keadaannya harus kita optimalkan untuk mendukung ketahanan kita di bidang energi. Karena apa? kita konsumsi terus naik dan terus menerus lifting minyak turun. karena apa? semakin hari eksplor tempat migas itu semakin ke laut dalam. Konsekuensinya biaya eksplorasi dan produksi semakin tinggi,” ungkap Sugeng.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim bahwa Indonesia memiliki potensi temuan minyak dan gas bumi (migas) yang cukup besar bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbesar di dunia yakni di laut Aceh khususnya Blok Andaman II dan Blok Andaman III.

Premiere Oil dan Repsol jadi dua kontraktor yang mengelola dua blok di wilayah Andaman itu. Premier Oil selaku operator Blok Andaman II yang terletak 150 km lepas pantai Aceh temukan cadangan migas.

Wilayah Kerja Andaman sendiri terdiri dari tiga Blok, yaitu Andaman I yang dikelola Mubadala Petroleum RSC Ltd dengan hak partisipasi 80% sementara Premier Oil 20%.

Andaman II oleh Premier Oil dengan participating interest sebesar 40% sekaligus menjadi operator, BP 30 persen dan Mubadala Petroleum 30%. Berikutnya Andaman III oleh Repsol Andaman BV dengan partner perusahaan asal Malaysia yakni Petronas.

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif dilakukan menyusul temuan sumber daya gas yang rata-rata mencapai 6 triliun kaki kubik atau trilliun cubic feet (TCF). (RI)