Seorang sekuriti sedang bertugas di depan Kantor Medco.

Sekuriti sedang bertugas di depan Kantor Medco.

MUSI RAWAS – Pelaku penjarahan obyek vital nasional semakin beringas. Pekan ini, beberapa polisi dan tim sekuriti PT Medco E&P Indonesia dikeroyok saat memergoki pelaku pencurian pipa minyak, hingga mengalami luka tembak serius. Bahkan satu polisi dikabarkan hilang akibat pengeroyokan itu.  

Seperti dituturkan Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol  Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Zudaldi Rafdi, sejumlah aparat kepolisian dan tim sekuriti Medco diserang massa saat menindak pelaku pencurian di wilayah kerja minyak dan gas (migas) South Sumatera Extension (SSE).

Wilayah kerja migas SEE yang dioperasikan oleh PT  Medco E&P Indonesia, berada di Blok SSE, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. “Mereka diserang sekelompok orang saat menggagalkan pencurian tubing pipa minyak pada Rabu, 19 Maret 2014. Penyerangan ini menyebabkan satu orang polisi tertembak di bagian perut,” jelas Zudaldi.

“Kami sangat prihatin dengan peristiwa ini. Aparat kepolisian dan tim sekuriti Medco sedang melakukan tugas mengamankan aset negara, malah mereka diserang massa,” tambahnya.

Kejadian bermula saat satu komplotan kriminal mencuri besi-besi tubing jembatan, yang selama ini mendukung pipa minyak yang dioperasikan Medco. Saat mereka sedang melepas tubing tersebut dan menaikkannya ke dalam truk, komplotan ini disergap oleh polisi dan tim sekuriti Medco.

Pelaku sempat melarikan diri. Polisi dan tim sekuriti Medco kemudian menggiring truk ke kantor polisi, namun di tengah jalan mereka dihadang oleh warga dalam jumlah besar.

Dalam kondisi emosional tersebut, kelompok massa ini mengamuk. Tim Medco dapat melepaskan diri, namun tiga orang polisi terperangkap. Satu orang poisi tertembak di perut dan dua orang berhasil menyelamatkan diri. “Polisi yang tertembak mengalami luka serius dan Kamis siang, 20 Maret 2014, menjalani operasi,” ujar Zudaldi.

Selanjutnya, sejak Kamis pagi, Polres Musi Rawas telah memobilisasi pasukan dalam jumlah besar, untuk mencari satu polisi yang masih hilang dan kelompok pelaku kriminal.

“Kami mendukung sepenuhnya usaha kepolisian menangani hal ini, karena tindakan-tindakan anarkis seperti ini sangat membahayakan aparat dan pekerja industri hulu migas. Apabila terus dibiarkan, produksi migas nasional bisa terancam,” ujar Zudaldi.

Ia menjelaskan, jembatan di Kecamatan BTS Ulu yang menjadi sasaran pencurian dalam kasus ini, dibangun oleh Medco untuk mendukung pipa yang mengalirkan minyak. Selama ini besi-besi di jembatan ini memang kerap menjadi sasaran pencurian, sehingga jembatan yang juga digunakan oleh masyarakat ini sudah tidak bisa dipakai dengan normal.

Dari sisi operasi Medco, sebenarnya jembatan ini sudah tidak terlalu diperlukan, karena pipa yang mengalirkan minyak sudah melewati sungai tanpa perlu dukungan jembatan ini lagi. “Kita akan koordinasikan dengan Pemda apakah nantinya jembatan ini dicabut saja atau dikonstruksi kembali,” ujar Zudaldi lagi.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)