SEMARANG – Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, pada Jumat, 14 Maret 2014, melakukan peletakan batu pertama pembangunan proyek Infrastruktur Gas Bumi Terintegrasi Jawa Tengah. Proyek tersebut meliputi Pipa Transmisi Kalimantan-Jawa (Kalija) yang akan diselesaikan dalam dua tahap, dan Proyek Distribusi Gas Bumi Jawa Tengah yang terbagi dalam tiga koridor.
Dua tahap pembangunan Pipa Transmisi Kalija itu adalah Pipa Kalija I sepanjang 207 kilometer yang menghubungkan sumber gas Lapangan Gas Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok (PLN) dan Pipa Kalija II sepanjang 1.200 kilometer yang menghubungkan sumber gas di Kalimantan Timur ke Jawa. Adapun tiga koridor jaringan distribusi gas bumi Jawa Tengah adalah Koridor I yang meliputi Kendal – Semarang – Demak (48 km), Koridor II: Wilayah Ungaran (34 km) dan Koridor III di wilayah Pekalongan-Solo Raya-Pati (235 km).
Hadir dalam acara peresmian ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik, Kepala BPH Migas Andi M. Sommeng, Plt Kepala SKK Migas, Johanes Widjanarko, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) Hendi P. Santoso dan sejumlah undangan lainnya.
Menteri ESDM mengatakan, pembangunan proyek infrastruktur gas bumi terintegrasi di Jawa Tengah ini merupakan momentum penting untuk mempercepat program konversi energi dari BBM ke Gas bumi. Pemerintah berharap pembangunan pipa dari Lapangan Gas Kepodang ke PLTGU Tambak Lorok dapat selesai tepat waktu, sehingga dapat menghemat biaya energi PLN.
Pembangunan pipa transmisi Kalija I akan dilaksanakan oleh PT Kalimantan Jawa Gas (PT KJG), di mana 80% sahamnya dimiliki oleh BUMN gas yaitu Perusahaan Gas Negara (PGN). Proyek ini ditargetkan selesai pada kuartal ketiga 2015. Sementara proyek pipa transmisi Kalija tahap II akan dibangun selanjutnya.
Menteri ESDM menambahkan, pembangunan proyek Kalija I ini menjadi bukti keberhasilan Pemerintah dalam mendorong percepatan infrastruktur gas bumi setelah sekian lama proyek ini terhenti. Percepatan infrastruktur gas bumi ini juga sejalan dengan upaya pemerintah yang terus meningkatkan alokasi gas bumi untuk domestik. Pada tahun 2014, rencana alokasi gas domestik mencapai sebesar 4.560 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) atau 57,3 persen dari total produksi, sementara di tahun 2013 alokasi gas bumi domestik sebanyak 3.774 BBTUD atau 52,6 persen.
“Pemerintah akan terus meningkatkan alokasi gas domestik sejalan dengan pembangunan infrastruktur dan meningkatnya penggunaan gas bumi di berbagai wilayah di Indonesia. Kementerian ESDM akan mendorong BUMN Gas untuk terlibat secara aktif membangun infrastruktur gas bumi seperti yang telah dilakukan hari ini dengan membangun Pipa Kepodang-Tambak Lorok,” ujar Menteri ESDM.
Pembangunan infrastruktur gas terintegrasi di Jawa Tengah perlu dipercepat mengingat wilayah ini belum mendapat aliran gas secara maksimal. Dengan adanya infrastruktur dan pasokan gas bumi sektor industri dan ekonomi Jawa Tengah akan tumbuh lebih cepat dengan tingkat daya saing yang semakin kuat.
“Pembangunan jaringan pipa transmisi Kalija I harus segera dilanjutkan dengan pembangunan jaringan pipa distribusi di berbagai wilayah Jawa Tengah. Ketersediaan energi murah seperti gas bumi akan mendorong masuknya investasi dan investor ke berbagai sektor industri. Hal itu tentunya akan sangat positif bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan, khususnya di wilayah Jawa Tengah,” tegas Menteri ESDM.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru