NUSA DUA – Di tengah tantangan usia rata-rata sumberdaya manusia yang aging, industri hulu migas dituntut untuk mencapai target satu juta barel per hari minyak dan 12 Bcfd gas pada 2030. Hudi Suryodiporo, Kepala Divisi Sumber Daya Manusia SKK Migas, mengatakan rata-rata usia SDM hulu migas saat ini adalah 45 tahun ke atas.

“Ada yang muda-muda, tapi sedikit, karena waktu itu karena fluktuasi harga minyak, kita tidak melakukan rekrutmen besar-besaran. Jadi sekarang kita menghadapi SDM yang aging,” ujar Hudi di sela pelaksanaan Indonesia Human Resources Summit (IHRS) 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (28/6).

Di sisi lain, lanjut Hudi, generasi yang akan masuk ke hulu migas merupakan generasi yang berbeda. Ini menjadi tantangan bagi praktisi human resources dalam menyiapkan strategi pengembangan yang tepat untuk menghasilkan dan memastikan SDM yang memiliki kompetensi dalam mencapai target produksi satu juta barel minyak pada 2030.

Rudi Satwiko, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, mengatakan pada abad sekarang, pengembangan SDM menjadi prioritas utama, termasuk juga di industri hulu migas.

“Oil and gas ini cukup besar menginvestasikan sumber daya capital maupun pengembangan sumber daya manusia, khususnya di Indonesia,” kata Rudi.

Ego Syahrial, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebelumnya mengatakan dalam era digital tersebut, peningkatan kualitas SDM perlu difokuskan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi yang berwawasan lingkungan. “Penguasaan teknologi sekaligus menjadi kunci untuk memberikan nilai tambah, yang dapat berupa nilai tambah waktu, nilai tambah finansial, maupun nilai tambah lainnya secara sosial, kelestarian lingkungan, budaya, dan sebagainya,” kata Ego saat membacakan sambutan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Menurut Ego, dukungan dan peran serta SDM yang tangguh juga diperlukan dalam rangka implementasi transisi energi di Indonesia. “Transisi energi menuju energi yang lebih bersih merupakan sebuah keniscayaan, tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global,” katanya.

Kerja Sama

SKK Migas dan KKKS mengajak kalangan perguruan tinggi untuk bekerjasama guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja Industri Hulumigas.

“Kami akan meneruskan program Goes To Campus untuk mencari dan menerangkan program hulumigas di kalangan kampus,” kata Hudi.
Hal Senada juga disampaikan Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto kepada wartawan disela-sela pelaksanaan Indonesia HR Summit. Menurut

Dwi mengatakan, tantangan mencari migas semakin besar untuk itu harus didukung kemampuan SDM yang menjadi persyaratan mutlak, tidak hanya kemahiran teknologi, namun juga kemampuan berinovasi. “Berpikir out of the box untuk melakukan kegiatan secara massif, agresif dan efisien dan masukan yang konstruktif untuk membangun Industri hulu migas,” kata Dwi.(AT)