JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menyebutkan, realisasi produksi uap panas bumi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipimpinnya itu, naik 38,5% pada 2013.
Apa yang diungkapkan Karen ini, merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Pertamina yang berlangsung di Jakarta pekan lalu. Selain menyetujui Laporan Tahunan dan mensahkan Laporan Keuangan Tahun 2013, RUPS juga mengevaluasi kinerja Pertamina pada 2013, yang meliputi kinerja operasional dan keuangan, kesehatan perusahaan, Good Corporate Governance, dan beberapa kinerja lainnya.
Dalam RUPS itu terungkap, kinerja produksi uap panas bumi untuk pembangkitan listrik, telah memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan dan laba bersih Pertamina. Pada 2013, realisasi produksi panas bumi mencapai 21,73 juta ton, atau naik 38,5% dibandingkan 2012 yang hanya 15,69 juta ton.
Disebutkan, produksi migas Pertamina tahun 2013 juga meningkat menjadi 465.220 boepd, jika dibandingkan dengan capaian 2012 sebesar 461.630 boepd. Peningkatan ini disokong oleh peningkatan produksi minyak sebesar 202 ribu barel per hari, dan gas sebesar1.528 mmscf per hari. Peningkatan produksi tersebut, diikuti penambahan cadangan migas yang mencapai 237,31 juta barel setara minyak selama 2013.
Kinerja yang kuat juga ditunjukkan pada bisnis hilir Pertamina, dengan semakin kokohnya penguasaan pangsa pasar BBM non subsidi dan pelumas di pasar domestik, serta gencarnya ekspansi pasar beberapa produk, seperti aviasi, pelumas, dan BBM industri ke luar negeri. Ekspor pelumas produk Pertamina telah berhasil menembus 24 negara, dan tetap memperkokoh penguasaan pangsa pasar pelumas dalam negeri sebesar 60%.
Peningkatan kinerja juga ditunjukkan oleh Pertamina dalam melakukan niaga gas. Pada 2013, niaga gas Pertamina meningkat 147% menjadi 33,8 ribu BBTU dari tahun sebelumnya sebesar 23,1 ribu BBTU. Sementara itu, untuk penugasan PSO dalam penyaluran BBM dan LPG 3 Kg ke seluruh wilayah Indonesia, Pertamina kembali membuktikan keandalannya dalam menjaga ketahanan stok, serta pada proses suplai dan distribusi, sehingga pasokan ke masyarakat terjamin dengan baik.
Dengan pola distribusi yang paling kompleks dan paling rumit di dunia, kata Karen, Pertamina telah menyalurkan BBM dan LPG 3kg PSO masing-masing sejumlah 46,25 juta Kilo Liter dan 4,4 juta metrik ton ke seluruh pelosok Nusantara. Di tahun 2013, untuk pertama kalinya tercatat penyaluran BBM PSO di bawah kuota yang telah ditetapkan.
(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru