JAKARTA – Komitmen pengembangan energi terbarukan didukung tidak hanya dari Pemerintah tapi juga dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pelaku usaha.
Dannif Danusaputro, CEO PT Pertamina Power Indonesia, mengatakan PT Pertamina (Persero) melalui sub-holding PNRE (power and new renewable energy) mempunyai visi Indonesia’s Green Champion pada tahun 2026 melalui tiga pilar strategis yaitu low carbon solutions, new and renewable energy, dan future business.
“Pertamina juga telah membangun beberapa proyek EBT seperti geotermal, hidrogen, bioenergi, green industrial cluster, EV battery and energy storage system,” katanya dalam acara Bincang-Bincang METI dengan topik ‘Energy Transition, From Commitment To Action’ yang digelar secara daring, Kamis(2/6).
Komitmen serupa juga telah diwujudkan oleh PT PLN (Persero) yang telah membuat realisasi dan progres inisiatif menuju Carbon Neutral 2060 seperti pembangunan pembangkit EBT sebesar 623 Megawatt (MW) pada tahun 2021 dan tambahan 57 MW pada April 2022, pemanfaatan biomassa mencapai 285 ribu ton, implementasi cofiring di 31 lokasi, dan progres konstruksi PLTP Sorik Merapi yang sudah mencapai 96%.
“PLN menargetkan penambahan kapasitas EBT pada tahun 2030 sesuai RUPTL yang direncanakan sebesar 20,9 GW. Pembangkit EBT akan mendominasi penambahan kapasitas pembangkit dengan total bauran energi di tahun 2030 sebesar 24,8%,” ungkap Wiluyo Kusdwiharto Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN.
Sementara dari sisi pelaku bisnis, PT Medco Power Indonesia juga telah mencanangkan strategi dalam komitmen energi bersih. Medco Power telah membuat tiga strategi yaitu emissions intensity reduction, transition to low carbon energy, dan manage emerging physical climate risks.
Eka Satria, CEO Medco Power Indonesia, menyampaikan bahwa Medco Power juga telah membangun solar PV rooftop di area operasional dan geotermal di Sarulla sebesar 330 MW.
“Harapannya untuk kemajuan pengembangan dan transisi energi terbarukan semua sektor harus terlibat, baik itu dari sektor besar seperti dari perusahaan BUMN maupun dari sektor UMKM. Semua sektor mempunyai andil untuk bersama-sama mewujudkan transisi energi bersih di Indonesia,” ujar Eka.
Acara Bincang-Bincang METI merupakan rangkaian kegiatan The 11th Indonesia EBTKE Conference and Exhibition 2022 yang akan akan dilaksanakan pada 10 – 15 Oktober 2022. Acara ini menjadi referensi industri tentang pentingnya energi berkelanjutan demi masa depan serta menghadirkan rangkaian yang komprehensif dan perspektif untuk mengadvokasi adopsi berkelanjutan energi dan akhirnya mencapai bauran energi yang ditargetkan 23% pada tahun 2025.(RA)
Komentar Terbaru