TAPANULI SELATAN – Kegiatan eksplorasi masif yang dilakukan Tambang Emas Martabe berbuah manis. Selama lima tahun sejak diakuisisi G-Resources Group Ltd pada 2009, sumberdaya mineral tambang yang berada di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu telah bertambah 44,2%.
Seperti dituturkan Presiden Direktur G-Resources, Peter Albert pada Rabu, 25 September 2013, eksplorasi yang dilakukan Tambang Emas Martabe tahun ini, telah berhasil menemukan sumber daya mineral baru, yakni di cebakan Purnama dan Barani.
Menurutnya, jumlah sumberdaya mineral yang kini dimiliki Tambang Emas Martabe menjadi 8,2 juta ounce emas dan 75,3 juta ounce perak. Jumlah total cadangan mineral pun mengalami perubahan menjadi 3,2 juta ounce emas dan 33,4 juta ounce perak.
“Sejak Tambang Martabe diakuisisi oleh G-Resources Group pada 2009, telah terjadi penambahan sumber daya sebesar 980.000 ounce, atau naik 44,2% dari jumlah semula,” jelas Peter Albert.
Sepanjang Semester I – 2013, lanjutnya, Tambang Emas Martabe telah memproduksi 181.703 ounce emas dan 845.064 ounce perak. Hingga Juni 2013, tambang ini berhasil membukukan pendapatan USD 258 juta, dengan Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan Amortisasi (EBITDA) sebesar USD 118 juta, dan laba bersih pertama senilai USD 29,28 juta.
Kemajuan lainnya, pada 30 Agustus 2013 Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah menerbitkan izin penempatan tailing (sisa produksi) bagi Tambang Emas Martabe bernomor 303/2013 yang berlaku selama 5 tahun.
Izin itu memungkinkan material sisa pengolahan emas dan perak (tailing) ditampung dalam sebuah bendungan yang berada di lokasi Tambang Emas Martabe, dengan elevasi desain RL 330 di atas permukaan laut, dengan luas sekitar 79,66 hektar, dan kapasitas tampung 11,4 juta meter kubik.
Menurut Albert, bendungan yang dibangun untuk penempatan tailing ini telah memenuhi kriteria keamanan bendungan dan didesain dapat menahan kekuatan gempa hingga 8,5 Skala Richter.
Untuk desain bendungan, ujarnya, Tambang Emas Martabe telah mendapat sertifikat persetujuan desain bendungan dari Kementerian Pekerjaan Umum No. PR.01.04-Mn/22 pada 17 Januari 2011. Sertifikat ini merupakan syarat yang harus dipenuhi, untuk mendapatkan izin penempatan tailing dalam bendungan dari KLH.
Masih menurut Albert, selama 8 bulan hingga 31 Agustus 2013, produksi Tambang Emas Martabe telah melampaui target produksi sebesar 182.000 ounce emas dan 910.000 ounce perak.
“Saya sangat bangga dengan perkembangan yang terjadi di Tambang Emas Martabe, berupa keberhasilan mengidentifikasi penambahan sumber daya dan cadangan kami, hingga bisa membuahkan keuntungan pertamanya sejak tambang ini diakuisisi pada 2009,” ungkapnya.
Target Tahun 2025
Albert juga menuturkan, sepanjang 2012-2013 Tambang Emas Martabe telah mengalami kemajuan yang berarti, dari kegiatan eksplorasi dan konstruksi hingga menjadi perusahaan tambang yang mampu memberikan keuntungan dan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara Indonesia.
“Saya juga berterima kasih atas dukungan semua pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat, provinsi maupun di sekitar tambang. Tambang Emas Martabe telah diakui sebagai salah satu bisnis yang mampu berkontribusi terhadap rencana strategis Indonesia untuk menjadi salah satu dari 10 besar ekonomi dunia pada 2025. Kami terus berusaha untuk memenuhi harapan ini,” janji Albert.
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997.
Tambang Emas Martabe telah mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.
Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95%, dan PT Artha Nugraha Agung sebanyak 5%. PT Artha Nugraha Agung sendiri merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang 70% sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, dan 30% lainnya dimiliki Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Pekerja Tambang Emas Martabe saat ini berjumlah lebih dari 2.000 orang, yang 70%-nya direkrut dari masyarakat di 14 desa di sekitar tambang.
(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)
Komentar Terbaru