JAKARTA – Peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 diharapkan menjadi momentum untuk kembali menyatukan rakyat Indonesia yang terlihat terpecah belah. Sumpah pemuda adalah ikrar pendahulu bangsa pada tahun 1928 yang menyatakan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Tujuh belas tahun kemudian, Indonesia Merdeka.
Arie Gumilar, Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), menekankan momentum Sumpah Pemuda hari ini sama dengan peristiwa tahun 1928. “Saya yakin inilah momentum kita meraih kembali kejayaan bangsa Indonesia pada tahun 2045. Karena pada tahun itulah Indonesia mencapai 100 tahun. Apakah akan menuju Indonesia emas atau Indonesia bubar!” ujar Arie, saat merayakan perayaan Hari Sumpah Pemuda di depan Museum Sumpah Pemuda Jakarta, Kamis.
Arie mengatakan, satu syarat yang harus dipenuhi agar negeri ini bisa menuju Indonesia emas adalah persatuan dan kesatuan bangsa.
Pada momentum Sumpah Pemuda tahun ini, FSPPB menyelenggarakan seremonial peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan mengajak seluruh elemen bangsa dari Sabang sampai Merauke untuk mengucapkan ikrar yang sama.
“Berikrar pada diri sendiri, berikrar pada kelompok, berikrar negara dan berikrar pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kita akan mampu dengan persatuan dan kesatuan bangsa, bangsa kita akan menjadi bangsa yang hebat, maju dan jaya,” ujar Arie.
Dalam perayaan ini FSPPB membawa simbol, berupa bendera merah putih berukuran besar 30×50 meter.
“Ini simbol negara kita negara yang besar. Telah melalui perjalanan sejarah yang panjang. Seperti ukuran bendera merah putih dengan ukuran jumbo itu, sudah melalui perjalanan panjang, dari Sabang hingga Merauke. Oleh sebab itu, tema besar seremonial yang dibawa adalah Merajut Kembali Merah Putih yang Terkoyak,” kata Arie.
Ia juga menyinggung soal kedaulatan energi. Menurutnya, kedaulatan energi menjadi salah satu bagian kedaulatan dari sebuah negara. Sebuah negara akan berdaulat apabila memiliki tiga kedaulatan, yaitu kedaulatan pangan, kedaulatan ekonomi dan kedaulatan energi.
Menurut Arie, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan potensial di bidang energi. Indonesia kaya energi bukan hanya fosil seperti minyak bumi, batu bara tetapi juga energi baru terbarukan yang sangat potensi besar. Ada 482 Gigawatt (GW) potensi energi terbarukan di negeri ini.
“Belum termasuk energi baru dari uranium, plutonium, dan torium, yang baru-baru ini ditemukan. Dan ini mutlak harus dikuasai oleh negara Hal ini sesuai amanat Undang-undang 1945 Pasal 33, yaitu cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak, mutlak dikuasai oleh negara,” kata Arie.
Ia menekankan, sumber kekayaan alam yang ada di Indonesia harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. “Tonggak inilah melandasi kita melangkah ke depan. Semua kedaulatan akan dicapai bila semua elemen anak bangsa bersatu kembali,” kata Arie.(RA)
Komentar Terbaru