JAKARTA– PT Samindo Resources Tbk (MYOH), emiten jasa pertambangan batu bara terintegrasi, membukukan kenaikan laba bersih 48,5 persen pada akhir kuartal III 2021 sebesar US$ 21,3 juta atau sekitar Rp300 miliar dibandingkan US$14,3 juta pada kuartal III 2020 (year-on-year/YoY). Padahal pendapatan perusahaan hingga akhir September 2021 turun menjadi US$ 120 juta dibandingkan akhir September 2020 yang tercatat dari US$132 juta (YoY).
Pencapaian ini tidak lain adalah hasil dari upaya keras Samindo dalam meningkatkan efisiensi, terutama dalam pengelolaan beban operasional. Hal itu tampak pada beban pokok penjualan perseroan (Cost of Goods Sold/COGS) yang menyusut sebesar 16,7 persen dari US$105 juta menjadi US$88 juta (YoY).
Gilbert Markus Nisahpih, Direktur Pengembangan Bisnis Samindo Resources, mengatakan program efisiensi yang dijalankan perseroan telah di mulai dari awal 2020 dengan mengusung tiga strategi yaitu melakukan analisis perilaku biaya, memperkuat pemeliharaan mandiri serta menyelaraskan penyediaan barang dan jasa di seluruh entitas perseroan. Terkait pemeliharaan mandiri, perseroan memberikan perhatian yang cukup besar, mengingat porsi biaya pemeliharaan alat berat hingga mencapai 20 persen dari total beban pokok penjualan.
“Melalui program penguatan pemeliharaan mandiri, saat ini kontribusi biaya pemeliharaan alat berat turun hingga 16 persen dari total beban pokok penjualan,” ujar Gilbert, di Jakarta, Rabu (27/10).
Menurut Gilbert, berbagai upaya telah dilakukan untuk mmemperkuat sistem pemeliharaan internal perseroan. Perekrutan mekanik-mekanik yang berpengalaman dan handal secara berkala terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dalam melakukan pemeliharaan. Perseroan juga meningkatkan sarana dan pra-sarana pendukung terkait pemeliharaan alat-alat berat.
“Proses maintenance alat-alat berat berkaitan erat dengan keselamatan kerja. Karena itu, perlu memastikan personel-personel yang menangani aktivitas tersebut adalah orang-orang yang kompeten dan handal,” ujarnya.
Ahmad Zaki Natsir, Sekretaris Perusahaan Samindo Resources, menambahkan selain dari sisi operasional, melonjaknya laba bersih Samindo juga didorong oleh beberapa faktor non-operasional. Salah satu biaya non-operasional yang mengalami penurunan dengan signifikan adalah pos kerugian nilai tukar. Pos biaya tersebut mencatat penurunan sebesar 90,5 persen, hal ini adalah dampak menguatnya nilai tukar rupiah.
Samindo juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada pos pengembalian pajak yang mengalami kenaikan sebesar 74 persen. Pos terakhir yang juga mengalami penurunan adalah biaya keuangan. Per November 2020 Samindo telah menyelesaikan seluruh pinjaman bank. Saat ini perseroan tidak memiliki pinjaman bank. “Imbasnya adalah beban keuangan perseroan berhasil turun hingga 79,8 persen,” katanya.
Zaki menyebutkan PT SIMS Jaya Kaltim memberikan kontribusi 68 persen terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan dua anak usaha lainnya, yaitu PT Samindo Utama Kaltim dan PT Trasindo Perkasa memberikan kontribusi 31 persen. “Untuk PT Mintec Abadi kontribusinya 1 persen,” katanya.
Hingga kuartal III 2021, Samindo merealisasikan overburdurden removal sebesar 27,4 juta meter kubik (m3) atau 75 persen dari target sebesar 36,4 juta m3. Sedangkan produksi batu bara sebesar 8,6 juta ton atau 84 persen dari target tahun ini 10 juta ton. “Untuk stripping ratio sekitar 4-4,5 kali,” ujarnya. (DR)
Komentar Terbaru