JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT)sebesar 217 Mega Watt (MW).

Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), mengungkapkan realisasi penambahan kapasitas pembangkit listrik EBT tahun ini cukup positif apalagi kalau dilihat dari kondisi dunia yang dilanda pandemi COVID-19.

“Tambahan ini masuk ke dalam sistem jaringan (on grid) PLN. Ini capaian bagus, tapi untuk mencapai (target bauran EBT) 23% harus kerja empat sampai lima kali lipat dari sekarang, sehingga di tahun 2025 bisa mendeklarasikan target yang ditetapkan 23% bisa tercapai,” kata Dadan (20/8).

Secara detail tambahan 217 MW tersebut diperoleh dari PLT Air Malea (90 MW), 9 unit PLT Minihidro (56 MW), PLTS Atap 13 MW, PLTP Sorik Marapi Unit 2 (45 MW), dan PLT Bioenergi (12,5 MW). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penambahan kapasitas pembangkit EBT sebesar 1.478 MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 4 persen per tahun.

Menurut Dadan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan pembangkit EBT bisa melalui energi surya. Mengingat besarnya potensi tersebut hingga mencapai 207,8 Giga Watt, namun baru dimanfaatkan sekitar 0,1%. “Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan PLTS, salah satunya melalui PLTS Atap,” ujar Dadan.

Pemerintah pun tetap optimis bisa mencapai target bauran EBT. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah memfinalisasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT Perusahaan Listrik Negara 2021 – 2030. “Porsi EBT jadi lebih besar, angkanya menjadi 51,6%. Mudah-mudahan segera disahkan,” ungkap Dadan. (RI)