JAKARTA – PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), anak usaha Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengklaim terjadi pertumbuhan signifikan dalam penggunaan gas selama 10 tahun beroperasi oleh berbagai sektor konsumen gas yang ada di tanah air terutama bagi pelanggan yang belum terjangkau oleh jaringan gas pipa PGN. Penyaluran gas dengan moda non pipa telah direalisasikan dengan memanfaatkan teknologi gas alam terkompresi atau lebih dikenal dengan Compressed Natural Gas (CNG).
Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas Energi, mengungkapkan sejak tahun 2012, Gagas mulai melakukan penyaluran Gaslink yaitu penyediaan CNG untuk sektor industri dan komersial. Gaslink pertama kali disalurkan untuk pelanggan-pelanggan yang wilayahnya belum terjangkau oleh gas pipa PGN.
“Saat ini total Gagas telah melayani 182 pelanggan Gaslink. Dalam lima tahun terakhir, total penyaluran gas untuk Gaslink dan GasKu (gas untuk transportasi) sebanyak 5.237.930 MMBTU atau 14,35 BBTUD,” kata Hardiansyah, Senin (28/6).
Lebih lanjut dia menilai selain penyaluran gas bumi untuk sektor industri dan komersial, salah satu catatan penting perjalanan Gagas adalah dukungan dalam penyaluran gas bumi untuk sektor transportasi. Hingga 2021, Gagas telah mengelola 12 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refuelling Unit (MRU) yang tersebar di Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta hingga Jawa Timur yang menyalurkan Gasku yakni penyediaan gas bumi untuk sektor transportasi.
“Pengoperasian SPBG dan MRU juga merupakan bentuk dukungan PGN Group dalam menyukseskan program pemerintah diversifikasi energi melalui konversi penggunaan BBM ke BBG,” ujar Hardiansyah.
Pada Agustus 2013 Gagas juga telah mengelola MRU pertama yang ditempatkan di Lapangan IRTI Monas Jakarta. Saat itu MRU Monas hanya melayani sekitar lima kendaraan per hari. Tetapi saat ini, total pelanggan Gasku yang melakukan pengisian gas untuk kendaraan di seluruh SPBG dan MRU berjumlah sekitar 2.000 kendaraan per hari.
Hardiansyah menuturkan pada 2020, Gagas juga ikut serta dalam pemeliharaan dan pengelolaan jaringan gas rumah tangga sebanyak 199.299 SR di 27 area operasi mulai dari Aceh Utara, Tarakan – Kalimantan Utara, Banggai – Sulawesi Tengah hingga Sorong – Papua Barat. “Program ini dilaksanakan dalam rangka menyukseskan program pemerintah dalam mengurangi subsidi BBM/LPG dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi khususnya untuk rumah tangga,” ungkap Hardiansyah.
Lebih lanjut Hardiansyah menjelaskan bahwa kini Gagas melayani UMKM sebagai salah satu pelanggan baru yang potensial dengan menggunakan skema terbaru yakni CNG CYLINDER (“C-CYL”) atau sistem ganti tabung. Skema penyaluran gas pada C-cyl menggunakan tabung berisikan CNG sebesar 20-50 kg yang dapat disimpan dan diganti sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Proses perhitungan pemakaian gas pada C-Cyl disesuaikan dengan jumlah gas yang dipakai oleh pelanggan. Sedangkan untuk skema pembayarannya, pelanggan akan mendapatkan tagihan setiap bulan sesuai dengan jumlah gas yang telah dipakai.
“Dengan menggunakan skema C-Cyl, dapat memenuhi kebutuhan pelanggan UMKM yang kebutuhan gasnya relatif kecil atau terkendala lahan usaha yang terbatas. Mengingat C-Cyl menggunakan CNG, diharapkan dapat memberikan manfaat lebih kepada pelanggan yakni bahan bakar yang lebih efisien, aman, dan ramah lingkungan,” kata Hardiansyah.(RI)
Dalam rangka peningkatan Oksigen dimasa Pademic ini, bgmn Gagas memberikan perhatian nya ke dalam penyediaan Oksigen tabung karena ketersedian Oksigen Tabung berkurang saat ini.