JAKARTA – PT Amman Mineral Nusa Tenggara turut berpartisipasi dalam 1st International Seminar on Mineral and Coal Technology (the 1st ISMCT) 2021 yang diselenggarakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian Energi dan Mineral (ESDM), Rabu (23/6). Acara virtual dengan tema “Sustainable Development on Mining, Processing and Environment” ini diselenggarakan selama dua hari dan diikuti oleh lebih dari 300 peserta dari institusi pemerintah, perwakilan swasta, akademisi, dan asosiasi internasional dan nasional di bidang pertambangan.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong pengelolaan sektor mineral dan batu bara (Minerba) yang berkelanjutan. “Pemerintah terus mendorong peningkatan kinerja lingkungan seperti efisiensi energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta pengelolaan limbah. Karenanya seminar ini sangat bermanfaat sebagai ajang kolaborasi dan berbagi pengalaman di antara para ilmuwan, pemerintah, dan industri,” ujarnya.

Rachmat Makkasau, Presiden Direktur Amman Mineral, menyebutkan contoh inovasi yang dilakukan di Tambang Batu Hijau, seperti pengalihan air permukaan reklamasi yang membantu mengurangi beban energi pemompaan air asam tambang dari kolam penampungan, yang berkolerasi dengan penurunan emisi CO2. Selain itu, pengalihan air permukaan reklamasi ini juga dapat meningkatkan konservasi air, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dan biota sekitar daerah aliran sungai.

“Berbagai inovasi yang kami lakukan merupakan komitmen untuk menyeimbangkan pengembangan performa operasional tanpa melupakan aspek pelestarian lingkungan. Hal ini kami lakukan sebagai wujud dari visi baru kami untuk menciptakan warisan terbaik,” ujar Rachmat.

Tak hanya itu, Amman juga menargetkan penggunaan teknologi panel surya dan bentuk energi terbarukan (renewable energy) lainnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan berbagai inisiatif lain.

Rachmat menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan tambang perlu terus mendokumentasikan inisiatif dan capaian dalam penurunan emisi CO2 untuk dipublikasikan kepada masyarakat luas, sehingga dapat mendorong penerapan teknologi- teknologi yang lebih ramah lingkungan, dan membangun citra positif bagi industri pertambangan.

Dukungan berbagai pemangku kepentingan terhadap industri pertambangan sangat penting, terlebih karena industri pertambangan memiliki kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia. Menurut laporan Direktorat Jenderal Minerba, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) subsektor minerba sepanjang  2020 mencapai Rp34,6 triliun, meningkat lebih dari 100% di atas target, meski berbagai aktivitas pertambangan banyak menemui tantangan akibat pandemi COVID-19.(RA)