JAKARTA – Pemerintah baru saja secara resmi memberikan tambahan insentif fiskal ke Pertamina Hulu Mahakam dalam pengelolaan blok Mahakam, dengan tambahan insentif tersebut maka blok Mahakam diyakini tetap bisa berproduksi optimal hingga masa kontrak Pertamina Hulu Mahakam berakhir pada 2037.
Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengungkapkan selain PHM ada beberapa KKKS lainnya yang telah mengajukan tambahan insentif. Sebagian besar masih dalam Grup Pertamina karena mengelola blok marjinal, tapi ada juga KKKS lainnya yang meminta tambahan insentif.
“Mahakam, ada Lapangan Forel Medco E&P Natuna, lalu ada Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dan Pertamina Hulu Sanga Sanga. Itu yang sedang dibahas. Sebenarnya ada banyak list-nya,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (17/6).
Menurut Dwi ada beberapa alasan yang menyebabkan para KKKS meminta tambahan insentif. Pada intinya tambahan tersebut untuk memastikan pengerjaan proyek bisa sesuai dengan keekonomian. Bahkan ada fenomena baru penyebab tambahan insentif yakni adanya tuntutan masyarakat terkait penanganan lingkungan.
“Ada beberapa kondisi yang kemarin dihadapi pandemi Covid-19 level marjinal dari pada blok. Lalu harga minyak dan sebagainya. Kami akan review lagi. lalu ada tuntutan lingkungan zero CO2 menyebabkan banyak permintaan review terhadap insentif ini,” ungkap Dwi.
Budiman Parhusip, Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) atau Subholding Upstream Pertamina, mengakui Pertamina sudah mengajukan kembali tambahan insentif untuk beberapa blok yang dikelolanya. Tambahan tersebut penting agar program kerja yang telah disusun bisa diesksekusi sesuai dengan keekonomian.
“Dari kami saat ini mengajukan PHSS dan PHKT. Kedua blok (Blok East Kalimtantan dan Sanga Sanga) itu sedang didiskusikan dengan SKK Migas dan pemerintah,” kata Budiman.
Chalid Said Salim, Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, atau induk dari PHKT dan PHSS, mengatakan tambhan split dimungkinkan dengan skema gross split. Untuk itu Pertamina untuk Blok Sanga Sanga misalnya telah mengajukan tambahan insentif berupa split atau bagi hasil. “Dari sisi keekonomian sangat marjinal PHSS. Pada 2021 kami mengajukan tambahan split secara total 28,3% tentu dengan melihat peraturan pemerintah yang ada saat ini,” ujar Chalid.
Tahun ini PHSS memiliki program pengeboran pengembangan sebanyak 38 sumur. Program tersebut baru bisa dijalankan apabila insentif disetujui dan diberikan oleh pemerintah. “Kondisi saat ini cukup agresif , program kerja kami 38 sumur pengembangan dengan asumsi mendapatkan insentif tahun ini,” kata Chalid.(RI)
Komentar Terbaru