JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), Subholding Gas PT Pertamina (Persero), membukukan pendapatan sebesar US$733,15 juta pada tiga bulan 2021, turun 16,09% dibanding periode yang sama 2020 yang meraih US$873,8 juta. Meski pendapatan turun, laba bersih PGN naik 28,9% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Realisasi laba bersih PGN tercatat US$61,5 juta atau Rp 870 miliar (kurs IDR/US$: Rp 14.147) pada kuartal I 2021, sementara pada periode yang sama tahun lalu PGN tercatat hanya US$47.7 juta.
Kenaikan laba bersih PGN ditopang bagian laba dari ventura bersama yang naik signifikan dari US$13,19 juta pada kuartal I 2020 menjadi US$30,35 juta pada tiga bulan pertama 2021. Selain itu, laba selisih kurs yang mencapai US$8,92 juta juga ikut mendongkrak laba bersih PGN. Pasalnya pada kuartal I 2020, PGN meraih rugi kurs sebesar US$63,21 juta.
Dari sisi operasional, rata-rata penjualan gas bumi PGN Group hingga Maret 2021 sebesar 916 BBTUD atau meningkat 7.86% diatas target kuartal I 2021. Adapun rinciannya, penjualan gas di PGN sebesar 835 BBTUD dan PT Pertagas sebesar 81 BBTUD. Peningkatan didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi karena operasional pelanggan mulai rebound di sektor pembangkit listrik dan industri retail. Saat ini PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listik.
Posisi keuangan konsolidasian PGN per 31 Maret 2021, total aset sebesar US$7,52 miliar, total liabilitas US$4,50 miliar, dan total ekuitas US$3,02 miliar serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 1,8 kali. “Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih baik,” kata Arie Nobelta Kaban, Direktur Keuangan PGN, Senin (3/5).
Arie mengungkapkan kuartal I 2021, PGN masih menghadapi ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi COVID-19. “Namun PGN tetap dapat menjaga kinerja melalui upaya-upaya strategis yang diambil oleh Perseroan,” ungkap dia.
Menurut Arie, PGN juga berupaya melakukan efisiensi beban operasional di berbagai proses bisnis. Selain itu untuk menjaga likuiditas perusahaan manajemen mengambil kebijakan realisasi capital expenditure (CAPEX) dilakukan secara selektif/prioritisasi,.
PGN Grup pada 2021 ini juga akan menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang ± 367 KM dengan diameter 4-24 inchi di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan. Diharapkan proyek tersebut akan menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak 200.000 – 265.000 BPOD dan tentunya merupakan komitmen dalam menjaga efisiensi penyaluran salah satu backbone migas nasional.
Dalam jangka menengah, PGN tengah membangun infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan. Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisiensi untuk kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk Kilang tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023.
Arie melanjutkan, PGN juga terus melakukan evaluasi terhadap pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sedang direncanakan maupun sudah dibangun. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap proyek mampu meraih skala ekonomi yang optimal dengan pembiayaan yang efisien.
“Gejolak perekonomian yang dipicu oleh pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah mengajarkan PGN untuk tetap fokus memperkuat fundamental bisnis. Namun, kami optimis mampu melewati berbagai tantangan ini dan menjadikan PGN semakin kuat di masa depan,” kata Arie.(RI)
Komentar Terbaru