BOGOR – Musibah kembali terjadi di areal pertambangan emas. Setelah terjadi di tambang bawah tanah “Big Gossan” Freeport di Papua, kali ini ambruk terjadi di lokasi Unit Bisnis Pertambangan Emas PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di Bogor. Satu pelaku penambangan tanpa izin (PETI) alias penambang ilegal tewas akibat kejadian tersebut.
Seperti diungkapkan Corporate Secretary Antam, Tri Hartono pada Kamis, 23 Mei 2013, ambruknya tambang emas bawah tanah itu terjadi di sekitar level 700 Ciurug, Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas di Kampung Nanggul, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Satu orang penambang tanpa ijin (PETI) meninggal dalam musibah ini, sementara lima orang PETI lainnya luka-luka. Seluruh korban telah dievakuasi oleh Tim Emergency Response Group (ERG) Antam, bersama-sama dengan Kepolisian Sektor (Polsek) Nanggung, dan warga masyarakat.
Kecelakaan tersebut terjadi di lubang PETI yang mengarah ke lokasi bekas tambang, di level 700 Ciurug yang sudah tidak berproduksi dan difungsikan sebagai jalur ventilasi. Lubang PETI sedalam 25 meter dari permukaan tanah dan berdiameter sekitar 60 cm, runtuh karena digali tanpa adanya tiang penyangga.
“Kami sangat prihatin dan menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas terjadinya musibah tersebut,” ucap Tri Hartono.
Menurutnya, Antam telah berupaya secara maksimal untuk meminimalisir kegiatan PETI, yang berlangsung di wilayah taman nasional dan berdekatan dengan areal pertambangan emas Antam di Pongkor, Bogor.
Upaya menekan PETI, termasuk lewat usaha pengembangan masyarakat (community development) dan pelaksanaan program tanggung jawab sosial, juga menggelar berbagai kegiatan yang dapat menyerap tenaga PETI lokal. Antam juga selalu melakukan pendekatan dengan bantuan aparat pemerintah desa setempat, tokoh masyarakat, dan aparat keamanan agar warga tidak melakukan penambangan ilegal.
Menurut Tri, tidak ada kerusakan apapun terhadap fasilitas produksi UBP Emas akibat musibah ini. Kegiatan penambangan dan pabrik pengolahan emas masih berjalan dengan baik. Antam maupun masyarakat sekitar tambang dapat memaklumi kejadian tersebut, sebagai suatu kecelakaan murni.
Ia pun mengatakan, Antam akan terus berupaya secara maksimal, untuk mencegah terulangnya peristiwa ini di masa mendatang. Diantaranya dengan lebih mengintensifkan pengamanan di areal pertambangan di wilayah UBP Emas.
“Kami juga terus mengingatkan kepada masyarakat, agar menjauhi kegiatan penambangan tanpa izin karena memiliki risiko yang sangat besar,” tukasnya.
(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)
Komentar Terbaru