JAKARTA – Pangsa pasar energi baru terbarukan (EBT) global diproyeksikan meningkat pesat hingga mencapai 50% pada 2035 dan mencapai 75% pada 2050. Laporan Global Energy Perspective dari McKinsey (2019) memprediksi pembangkit listrik tenaga batu bara serta minyak bumi akan turun drastis digantikan dengan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan, dengan biaya yang lebih relatif rendah.
The International Renewable Energy Agency (IRENA) juga memproyeksikan pangsa energi global melalui Transforming Energy Scenario (TES). Diperkirakan pada tahun 2030 konsumsi batu bara turun 41% dan berlanjut hingga 2050 berkurang hingga 87%. Sama halnya dengan konsumsi minyak bumi yang akan turun hingga 31% pada 2030 dan akan terus turun hingga 70% pada 2050. Hal ini memberikan peluang besar bagi pengembangan EBT ke depan
“Pengembangan energi surya menjadi prioritas pengembangan energi terbarukan. Serta akan mendominasi dalam menunjang kenaikan angka pemanfaatan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik,” ungkap Chrisnawan Anditya, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, kepada Dunia Energi, Jumat (26/3).
Sejumlah prioritas telah ditetapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dalam upaya percepatan pengembangan pembangkit listrik EBT. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala skala besar, PLTS Atap. dan PLTS di Kawasan khusus (KEK. Kl, Maritim, Pariwisata), menjadi prioritas utama. Prioritas selanjutnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) melalui kegiatan eksplorasi oleh pemerintah; peningkatan pengembangan dan investasi akselerasi pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) balk Biodiesel Green Biodiesel, maupun Green Gasoline; pemanfaatan biomassa sebagai campuran bahan bakar PLTU melalui mekanisme cofiring dan menmgkatkan nilai tambah sampah rnenjadi energi melalui pengembangan Refused Derived Fue/(RDF); serta konversi pembangkit-pembangkit fosil yang sudah tua menjadi pembangkit listnk berbasis EBT.
“Pemerintah juga telah menyusun beberapa langkah strategis untuk mencapai target bauran energi EBT dengan subtitusi energi primer, konversi energi primer, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik,” kata Chrisnawan.(RA)
Komentar Terbaru