JAKARTA – Indonesia dinilai perlu berupaya lebih keras untuk mencegah peningkatan suhu bumi di bawah 2℃, dengan mengurangi penambahan emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya dengan mendorong penetrasi energi terbarukan dan transportasi yang ramah lingkungan.
Sektor transportasi dianggap menjadi penyumbang sekitar seperempat dari total emisi GRK global. Jumlah emisi ini akan semakin meningkat seiring semakin berkembangnya perekonomian suatu negara. Di tahun 2019, sektor transportasi menjadi penyumbang GRK Indonesia terbesar kedua (157 juta ton CO2 atau 27 %) setelah sektor industri (215 juta ton CO2 atau 37%).
Banyak negara di dunia, termasuk China, Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa semakin mengadopsi kendaraan listrik yang terbukti memiliki emisi rendah dan efisiensi penggunaan energi listriknya lebih baik daripada kendaraan konvensional.
“Ada 17 negara yang sudah tidak mengizinkan penjualan kendaraan berbasis fosil fuel dari 2025-2040, salah satunya adalah Norwegia yang akan melarang kendaraan internal combustion engine, pada tahun 2025,” ungkap Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR, Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam acara peluncuran kajian Mengembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, Selasa (23/2).
Kendaraan listrik dipandang sebagai salah satu solusi untuk menurunkan emisi GRK dari sektor transportasi. Perkembangan kendaraan listrik dalam satu dekade juga semakin pesat.
Fabby mengatakan bahwa secara global, mobil listrik mengalami kenaikan pesat dalam satu dekade terakhir, dari 0,1 market share di 2011, menjadi 4,4 % pada 2020. “Secara umum, penjualan kendaraan menjadi turun sebesar 15% karena pandemi Covid-19, tapi permintaan kendaraan listrik tercatat meningkat di sejumlah negara,” kata dia.
Fabby menambahkan, dibandingkan 2019, permintaan kendaraan listrik di China naik 5%, Eropa meningkat 10%, Amerika Serikat naik 4% . “Agar temperatur bumi terjaga sesuai kesepakatan Paris, maka adopsi kendaraan listrik harus sebesar 13,4% dari total kendaraan pada 2030,” tandas Fabby.(RA)
Komentar Terbaru