JAKARTA – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK), anak usaha PT Elnusa Tbk (ELSA) telah menandatangani ‘Call off Order Agreerment of OCTG Conductor untuk kebutuhan operasional dan produksi di Blok Rokan. Dengan penandatanganan tersebut, Elnusa akan menjadi pemasok konduktor PHR.
“Konduktor merupakan salah satu material yang kami butuhkan untuk mendukung program pengeboran di day-1,” kata Yudantoro, Direktur Utama PHR, Senin (22/2).
Yudantoro berharap kerja sama tersebut menjadi sinergi positif antara PHR dan Elnusa sebagai sesama unit bisnis Pertamina di sektor hulu migas. “Kami
berharap semoga kita bisa bahu membahu untuk melaksanakan kewajiban di Pertamina dalam mengelola Blok Rokan. Kami juga berharap melalui kerja sama ini teman-teman EFK bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertuang di dalam kontrak dengan jadwal yang on time dan tidak terjadi hambatan apapun,” ujar Yudantoro.
Estadi Budiatman Direktur Utana EFK, mengungkapkan pengiriman OCTG Conductor akan dilakukan dalam tiga tahap yaitu pada April, Mei, dan Juli 2021. Dalam kontrak kerja sama disepakati EFK akan memasok 1.200-an konduktor ke Blok Rokan.
“Alhamdulillah, EFK diberi kesempatan untuk berkontribusi dalam program pengeboran di Blok Rokan, di mana untuk pengadaan konduktor itu kira-kira sekitar 1.200 dan pengiriman pertama akan dikirim pada April. Semoga EFK bisa bersinergi bersama Pertamina Group, khususnya PHR dan bisa berkontribusi dengan baik di Blok rokan untuk menyukseskan program satu juta barel migas,” kata Estadi.
Blok Rokan akan mulai dikelola oleh Pertamina pada Agustus mendatang. Subholding Upstream Pertamina melalui PHR juga telah mempersiapkan program jangka panjang untuk mempertahankan produksi dan menahan laju penurunan minyak. Blok Rokan adalah blok yang secara natural sudah mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun. Upaya-upaya menahan laju penurunan dan meningkatkan produksi merupakan hal yang paling krusial.
Akan ada 44 sumur pengembangan yang akan dilakukan pengeboran di tahun 2021 pasca Blok dialihkan ke Pertamina. Dan direncanakan adanya 40 sumur pengembangan tambahan lainnya, sesuai diskusi dengan SKK Migas.
Menurut Yudantoro, selain pengeboran sumur pengembangan, dalam jangka panjang telah disiapkan pula program-program lainnya berupa infill drilling, pengeboran sumur eksplorasi, workover atau well intervention, optimasi program waterflood dan steamflood, CEOR, serta program lainnya untuk menambah cadangan.
“Sesuai dengan jangka waktu kontrak bagi hasil dengan pemerintah, Blok Rokan akan dioperasikan hingga 2041 oleh PHR. Pada masa itu kami harus memastikan Blok Rokan terus dapat berkontribusi maksimal terhadap produksi nasional melalui berbagai program yang kami jalankan,” kata Yudantoro.(RI)
Setelah adanya wacana mobil listrik, baru skrg masalah blok minyak bisa di eksplorasi oleh sdm nasional atau semua proyek migas tancap gas jalan nya digenjot semua proyek migas…knapa ngak dr dulu2 ? padahal palingan minyak bumi tinggal 10 sd 20 tahun lagi lalu habis dan tergantikan dgn listrik, investasi yg ditanamkan apakah bisa kembali atau feasible ?
Semoga plat yang digunakan EFK berasal dari dalam negeri.