NEW YORK- Harga minyak naik lebih dari 2% pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (13/2), mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu tahun. Hal ini didorong oleh ekspektasi investor atas stimulus AS akan meningkatkan ekonomi dan permintaan bahan bakar, saat pasokan mengetat terutama karena pemotongan produksi oleh negara-negara produsen utama.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2021 naik US$ 1,29 atau 2,1%, menjadi ditutup di US$62,43 per barel, setelah mencapai puncak sesi pada US$62,83, level tertinggi sejak 22 Januari 2020.
Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret bertambah US$1,23 atau 2,1% menjadi menetap di US$59,47 per barel, setelah menyentuh tertinggi sesi di US$59,82, tingkat tertinggi sejak 9 Januari 2020.
Minyak mentah AS mencatatkan kenaikan mingguan sekitar 4,7%, sementara minyak Brent naik 5,3% pada pekan ini.
Presiden AS Joe Biden akan bertemu dengan kelompok bipartisan para walikota dan gubernur saat ia terus mendorong persetujuan rencana bantuan virus corona senilai US$1,9 triliun untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membantu jutaan pekerja yang menganggur.
Ketiga indeks utama saham AS berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Penurunan tajam dalam kasus baru COVID-19 dan rawat inap meningkatkan harapan kehidupan pada akhirnya akan kembali normal.
“Harapan stimulus AS dan kemajuan vaksin yang sedang berlangsung kemungkinan akan mempertahankan selera terhadap aset-aset berisiko dalam menawarkan dukungan ke pasar minyak,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.
Harga minyak telah meningkat selama beberapa pekan terakhir, terutama karena pengurangan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam kelompok OPEC+.
“Harga minyak menahan kenaikan baru-baru ini minggu ini, didukung oleh tanda-tanda lebih lanjut bahwa stok minyak mentah, terutama di AS, sedang jatuh,” kata analis Capital Economics dalam sebuah catatan.
“Kami mengantisipasi bahwa persediaan akan turun lebih lanjut tahun ini karena permintaan bahan bakar transportasi meningkat seiring dengan pelonggaran pembatasan terkait virus pada perjalanan.”
Namun, OPEC minggu ini menurunkan ekspektasi untuk permintaan minyak global pulih pada 2021, memangkas perkiraannya sebesar 110.000 barel per hari (bph) menjadi 5,79 juta barel per hari.
Menurut Badan Energi Internasional (IEA) pasokan minyak masih melebihi permintaan global, meskipun vaksin COVID-19 diharapkan dapat mendukung pemulihan permintaan. “Laporan (IEA) melukiskan gambaran yang lebih pesimis daripada yang diperkirakan pelaku pasar ketika harga tinggi saat ini,” kata Commerzbank.
Pengebor AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam selama 12 minggu berturut-turut, penambahan terpanjang sejak Juni 2017, menurut data Baker Hughes. (RA)
Komentar Terbaru