JAKARTA – Upaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengalokasikan lahan dan bahkan mendorong Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk bioenergi, merupakan upaya percepatan yang bisa dipahami sesuai dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) yang harus segera dipenuhi oleh Indonesia sebagaimana kesepakatan dalam Perjanjian Paris.
Surya Darma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), mengatakan kondisi ini sesungguhnya merupakan bagian dari target bauran energi yang sudah masuk dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) untuk pemenuhan target 23% energi terbarukan dalam bauran energi nasional.
“Potensi HTI tentu bisa dipergunakan untuk mempercepat pencapaian bauran energi selain hutan tanaman energi. Jika dilihat dari sisi kesiapan, tentu HTI akan jauh lebih siap dibanding dengan hutan tanaman energi yang masih memerlukan waktu mulai darimenanam, memelihara dan baru mengambil hasil untuk bioenergi,” kata Surya Darma, kepada Dunia Energi, Rabu (3/2).
Menurut Surya Darma, kedua potensi hutan ini harus dimanfaatkan dan didorong juga selain pemanfaatan biomasa dari kelapa sawit. Hanya saja, aspek keekonomian dan regulasi kedua sektor, yaitu kehutanan dan kementerian teknis di Kementerian ESDM juga perlu dibenahi agar iklim investasi dapat lebih menarik.
Dalam upaya mendorong pencapaian target NDC pada sektor Energi Baru Terbarukan EBT, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendorong Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk bioenergi.
Siti Nurbaya, Menteri LHK, mengungkapkanĀ hingga saat ini, terdapat potensi-potensi terkait HTI untuk bioenergi, diantaranya adalah terdapat 14 unit usaha dengan luas alokasi untuk tanaman energi seluas 156,032 Ha dengan jenis tanaman berupa Sengon, Kaliandra, Akasia, Bakau, Gamal, Bambu dan sebagainya.
“Terdapat juga 18 unit usaha di 10 provinsi yang berkomitmen mengembangkan bioenergi, dengan luas alokasi untuk tanaman energi seluas 46.600 hektare,” ujar Siti.
Surya Darma menekankan bahwa METI sangat mendukung program Hutan Tanaman Energi yang dapat digunakan sebagai bahan baku biomasa seperti sengon, kaliandra, akasia, bakau, gamal, bambu dan sebagainya.
“Namun demikian, dari berbagai jenis hutan tanaman energi itu, tentu ada jenis tanaman yang memiliki kualitas dan potensi yang lebih baik termasuk trembesi dan sebagainya,” tandas Surya Darma.(RA)
Komentar Terbaru