JAKARTA – PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA), perusahaan energi baru terbarukan, menargetkan pengoperasian (commercial operation date/COD) Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Sumatera Utara (Sumut) dan dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Nanggroe Aceh Darulsalam, pada 2023 – 2025. Cristin Soewito, Sekretaris Perusahaan Terregra, mengungkapkan pengembangan proyek PLTMH dan PLTA dengan total nilai investasi Rp12,5 triliun, masih menemui sejumlah kendala, seperti pembebasan lahan dan masalah desain.
“Pembebasan lahan belum selesai dan juga desain. Tahun ini pembebasan lahan diharapkan tuntas,” ujar Cristin kepada Dunia Energi, Rabu (6/1).
Cristin mengatakan, proyek pengembangan PLTA dan PLTMH berada di dekat area sungai yang nantinya menjadi sumber energi air. “Rata- rata (PLTA dan PLTMH) memerlukan 20-30 hektare lahan tergantung kontur tanah,” kata Cristin.
Terregra Asia Energy telah melakukan penandatanganan master agreement pembangunan lima PLTMH di Provinsi Sumatera Utara dan dua PLTA di Nanggroe Aceh Darulsalam, dengan perusahaan konstruksi PT Waskita Karya (Persero). Pemilihan Waskita sebagai kontraktor engineering procurement construction (EPC) dalam pembangunan lima PLTMH dan dua PLTA ini, karena Waskita memiliki reputasi bagus mengerjakan proyek-proyek infrastruktur besar.
Sebanyak lima PLTMH yang berlokasi di Sumatera Utara, telah memperoleh power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero) dengan kapasitas masing-masing 2×3.5 MW dengan dua proyek, 2×4.9 MW satu proyek dan 2x5MW dari dua proyek atau total kapasitas PLTMH adalah 42.98 MW. Dua PLTA masing-masing berkapasitas 2×166 MW dan 3x45MW atau total mencapai 467 MW telah selesai studi kelayakan dan perixinan lokasi. Total kapasitas dari tujuh hydro power plant tersebut adalah sebesar 509.98 MW.
Nantinya, sumber pembiayaan investasi sebesar Rp 12,5 trilliun, akan dipenuhi melalui skema debt financing dan equity financing yang melibatkan lembaga pembiayaan dalam negeri. Aksi korporasi yang sedang disiapkan oleh Terregra Asia Energy adalah rights issue dan penerbitan green bonddalam rangka mendukung pembangunan power plant renewable energy yang baru saja ditandatangani. “Baru master agreement (dengan Waskita) mengenai detailnya belum dapat kami share,” kata Cristin.(RA)
Smoga proyek green energy ini segera bisa direalisasikan. Masalah pembebasan lahan selalu menjadi KENDALA semua investor. Dalam hal ini akan menjadi lebih baik kalau pemerintah hadir membantu mengatasi kendala dimaksud.
Salam,