JAKARTA – Produksi bijih nikel PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) hingga sembilan bulan tahun ini menurun drastis dibanding dengan realisasi produksi dengan periode sama 2019. Hingga September 2020, berdasarkan laporan keuangan unaudited produksi bijih nikel mencapai 1,2 juta wmt anjlok 77% dibanding realisasi produksi tahun lalu 5,4 juta wmt.
Produksi feronikel hingga September 2020 mencapai 19.113 TNi naik tipis dibanding realisasi produksi tahun lalu dengan periode yang sama yakni sebesar 19.052 TNi dengan penjualannya mencapai 19.507 TNi atau turun dari posisi pada sembilan tahun lalu 19.703 TNi.
Untuk produksi emas hingga September 1.280 Kg dibanding realisasi produksi hingga September tahun lalu yakni 1.485 kg atau turun 13,8%. Tingkat penjualan hingga sembilan bulan tahun ini 14.882 kg atau anjlok 44% dari realisasi tahun lalu sebesar 26.712 kg.
Dari sisi keuangan pendapatan (penjualan) hingga September realisasinya Rp18 triliun anjlok dari realisasi penjualan tahun lalu dengan periode yang sama yakni Rp24,5 triliun. Lalu dengan beban pokok penjualan Rp15,2 triliun turun dibanding tahun lalu Rp21,1 triliun.
Realisasi laba kotor Rp2,9 triliun turun dibanding periode yanh sama di tahun lalu sebesar Rp3,3 triliun. Hingga sembilan bulan tahun ini realisasi beban usaha dapat diturunkan menjadi Rp1,4 triliun dari posisi sebelumnya Rp2,1 triliun.
Hingga September realisasi laba bersih Rp835,7 miliar, naik dibanding realisasi hingga September tahun lalu Rp641,5 miliar.
Kunto Hendrapawoko, Corporate Secretary Antam, mengatakan secara umum realisasi produksi pada sembilan bulan tahun ini sesuai dengan rencana 2020. “Antam senantiasa menjalankan protokol kesehatan ketat sejalan dengan upaya Antam menjaga kesinambungan produksi,” kata Kunto, Senin (9/11).
Untuk feronikel produksi sepenuhnya diserap oleh pasar ekspor. Dengan basis pasar berada di wilayah Asia Timur dan Asia Selatan. “Kondisi pandemi Covud-19 yang berdampak pada akses perdagangan internasional turut pula mempengaruhi tingkat penjualan ekspor Antam pada periode sembilan bulan,” kata Kunto.(RI)
Komentar Terbaru