JAKARTA – Kegiatan Padat Karya (PK/cash for work) sebagai salah satu upaya pemerintah mendukung pemulihan ekonomi nasional, terus dilakukan. Sebagai langkah percepatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah memperluas cakupan Kegiatan Padat Karya tersebut di 34 provinsi. Salah satu yang didorong KLHK adalah kegiatan penanaman mangrove oleh masyarakat. Dengan kegiatan tersebut diharapkan degradasi mangrove dapat segera diatasi, selaras dengan peningkatan daya beli masyarakat untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Siti Nurbaya, Menteri LHK, mengatakan penanaman mangrove pada 2020 akan dilaksanakan oleh 863 kelompok masyarakat (Pokmas) binaan KLHK (Pokmas perhutanan sosial, Kemitraan Kawasan Konservasi, Kelompok Tani Hutan) dan pokmas lain yang banyak tergantung pada keberadaan ekosistem mangrove. Dana padat karya penanaman mangrove tersebut, didistribusikan langsung ke rekening masing-masing anggota pokmas sebagai upah kerja dan pembelian bahan seperti untuk penyediaan bibit, bambu untuk air dan pelindung tanaman.
“Padat Karya Penanaman Mangrove (PKM) seluas 15.000 hektare pada 2020 ini merupakan kegiatan yang benar-benar berorientasi untuk meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat pesisir di 34 provinsi. Kegiatan PKM akan melibatkan lebih dari 30 ribu orang dalam 50 hari kerja, atau bila dihitung dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK,” ujar Siti, Kamis (22/10).
Siti Nurbaya bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kelautan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, dan Bupati Kabupaten Brebes Idza Priyanti, meninjau langsung penanaman mangrove oleh masyarakat Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes yang dilakukan di lahan seluas 140 Hektar. Kegiatan di wilayah kerja BPDASHL Pemali Jratun ini juga melibatkan 6 kelompok masyarakat, dengan jumlah Hari Orang Kerja (HOK) sebanyak 25.382 HOK.
Pada kesempatan tersebut, Siti juga menyampaikan pesan Presiden agar proses pembangunan harus diiringi dengan pemulihan lingkungan. Selain itu, dinamika di tengah-tengah rakyat harus dijaga agar terus bergeliat.
“Terkait hal ini, KLHK mempunyai sejumlah program yaitu padat karya pangan nasional, padat karya penanaman mangrove. Kami juga melakukan pembinaan, dan pendampingan terhadap masyarakat melalui diklat jarak jauh,” ujar Siti.
Menurut Menko Marves Luhut Binsar, pemerintah tengah mendorong pemulihan mangrove seluas 600 ribu hektare hingga empat tahun ke depan. Dia juga menekankan peran penting mangrove dalam mencegah abrasi, dan banjir rob.
“Program ini akan menunjukan ke dunia bahwa pemerintah Indonesia peduli terhadap lingkungan. Yang penting, konsistensi kita. Ini juga akan membantu lapangan kerja, khususnya buat petani dan nelayan kita,” kata Luhut.
Luhut menekankan, apabila mangrovenya dalam kondisi baik, akan menjadi habitat bagi ikan, kepiting, dan sebagainya. Kondisi tersebut yang pada ujungnya akan membawa kesejahteraan kepada masyarakat pesisir. “Persoalan mangrove ini tanggung jawab kita bersama, agar kita dapat mewariskan mangrove, dan lingkungan yang lestari bagi generasi yang akan datang,” kata Luhut.
Kegiatan PKM ini, merupakan kegiatan di luar kegiatan padat karya penanaman yang rutin dilaksanakan oleh KLHK setiap tahun. Kegiatan-kegiatan KLHK yang berbasis padat karya diantaranya melalui rehabilitasi hutan dan lahan, pembuatan bangunan sipil teknis konservasi tanah dan air, pembuatan dan penanaman kebun bibit rakyat (KBR). Kegiatan-kegiatan rutin tersebut melibatkan masyarakat lebih dari 5,9 juta HOK setiap tahun.
Menteri KKP Edhy Prabowo menyambut sangat positif kegiatan padat karya penanaman mangrove ini. Dia mengatakan kehadiran dan kebersamaan para Menteri Kabinet Indonesia Maju di Brebes ini, untuk menerjemahkan arahan Presiden, agar tidak ada lagi masyarakat yang merasa kesulitan dalam mengolah lahannya.
“Untuk tambak yang di kawasan hutan misalnya, Menteri LHK menjamin akan memberikan ruang, namun tetap menjaga lingkungan, dengan menanam mangrove, kami juga ada program silvofishery, menanam udang secara intensif,” kata Edhy.
Selain mendorong pemulihan ekonomi dan ekosistem mangrove, tujuan lain dari kegiatan ini adalah untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekosistem mangrove. Keterlibatan masyarakat juga begitu penting dalam keberhasilan program Padat Karya Mangrove ini. Karena masyarakat khususnya di pesisir pantai sangat memahami habitat mangrove yang selama ini dijadikan pendapatan dan penghidupan mereka.
Siti Nurbaya juga secara simbolis menyerahkan sejumlah bantuan berupa 2 buah truk sampah, dan 5 buah motor pengangkut sampah kepada Bupati Brebes, serta Bang Pesona, bibit produktif, dan buku tabungan PEN PKM kepada masyarakat.(RA)
Komentar Terbaru