JAKARTA – Seiring selesainya proyek ekspansi oksida di Tambang Emas Tujuh Bukit, produksi emas dan perak PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) diklaim melampaui target 2019 dan meningkat signifikan dari tahun sebelumnya.
Tri Boewono, Presiden Direktur Merdeka Copper, mengatakan proyek ekspansi oksida di Tambang Emas Tujuh Bukit merupakan upaya berkelanjutan dari manajemen untuk mewujudkan tujuan menjadi perusahaan tambang dan logam kelas dunia di Indonesia serta memperkuat bisnis pertambangan dan nilai perusahaan untuk memastikan kelangsungan bisnis jangka panjang.
“Sejak berdiri pada 2012, kami telah berkembang pesat menjadi produsen emas terkemuka dengan mengembangkan proyek yang tepat, pada saat yang tepat, dengan orang-orang yang tepat. Kinerja MDKA pada 2019 sekali lagi menggarisbawahi fakta tersebut. Masuknya MDKA dalam indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index (JII) juga merupakan konfirmasi pasar terhadap kinerja kami,” kata Tri usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) di Jakarta, Rabu (29/7).
Merdeka Copper menghasilkan 223.042 ounces emas dan 409.492 ounces perak pada 2019, meningkat 33,15% dibanding 2018 yang menghasilkan 167.506 ounces emas dan melonjak 191,32% dari 140.594 ounces perak. Produksi 2019 juga ini melampaui target di awal sebesar 180.000-200.000 ounces emas. Sementara PT Batutua Tembaga Raya (BTR) di proyek tambang tembaga di Wetar, Maluku Barat, berhasil memproduksi 16.777 ton tembaga.
Hingga saat ini MDKA telah mengembangkan 3 aset tambang melalui Tambang Emas Tujuh Bukit (PT Bumi Suksesindo/BSI), Tambang Tembaga Wetar (PT Batutua Kharisma Permai/BKP)) dan Proyek Emas Pani (PT Puncak Emas Tani Sejahtera/PETS); serta 3 proyek pengembangan yang terdiri dari Proyek Tembaga Tujuh Bukit (PT Bumi Suksesindo/BSI), Proyek Patungan Pani (JV MDKA dan J Resources), dan Proyek Acid Iron Metal (AIM) Wetar/Morowali (JV MDKA dan Eternal Tsingshan Group Limited); serta penyedia jasa pertambangan melalui PT Merdeka Mining Servis.
Hasil RUPSLB menyepakati untuk pembelian kembali saham atau buyback sebanyak-banyaknya 2% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dengan alokasi dana maksimal Rp568 miliar yang dilaksanakan secara bertahap sampai paling lama 18 bulan sejak disetujuinya buyback dalam RUPSLB.
Adi Adriansyah, Sekretaris Perusaaan MDKA, menjelaskan bahwa pertimbangan utama MDKA melakukan buyback adalah agar dapat memiliki fleksibilitas dan mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham jika harga saham tidak mencerminkan nilai/kinerja perusahaan.
Adi menambahkan pencapaian tahun 2019 didukung oleh strategi perseroan dengan fokus memperkuat bisnis pertambangan serta penjualan emas dan tembaga dengan mengoptimalkan potensi sumber daya mineral dari aset yang ada.
Bersama portofolio operasi dan pengembangan tambang emas dan proyek tembaga Tujuh Bukit, tambang tembaga brownfield Wetar, serta tambang emas greenfield Pani, MDKA membuka potensi untuk mengelola tambang-tambang dengan potensi tinggi hingga beberapa dasawarsa ke depan. Selain itu, Perseroan juga menyambut kehadiran PT Merdeka Mining Servis, yang mulai beroperasi penuh di tahun 2019.
Secara bisnis, menurut Adi, MDKA dapat memenuhi kebutuhan industri mineral khususnya produk emas, perak, dan tembaga serta akan terus mengoptimalkan operasional tambang melalui anak usahanya. Pada Kuartal I/2020, produksi emas mencapai 54.151 ounces dan tembaga 1.785 ton. Perseroan juga tengah menjalankan proses penyelesaian syarat dari rencana-rencana pengembangan bisnis perusahaan melalui Proyek Patungan Pani dan Proyek Acid Iron Metal (AIM) Wetar/Morowali untuk mendukung kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Merdeka Copper tengah mengembangkan Proyek Tembaga Tujuh Bukit porfiri di bawah tanah yang diperkirakan memiliki sumberdaya bijih sebanyak 1.900 MT dengan kandungan tembaga sebanyak 8,7 juta ton dan kandungan emas sebanyak 28,3 juta ounces. Masuknya Tambang Tembaga Wetar dan Proyek Emas Pani ke dalam portofolio pertambangan MDKA juga menambah profil sumberdaya dan cadangan Perseroan di masa mendatang.
“Perusahaan terus fokus mengoptimalkan eksplorasi dan produksi di wilayah aset melalui anak-anak perusahaan. Dengan potensi sumber daya mineral yang terus meningkat, proyek hasil tambang dan logam MDKA diharapkan menjadi proyek pengembangan yang paling menarik yang dilakukan perusahaan tambang dimana pun di dunia saat ini,” tandas Adi.(RA)
Komentar Terbaru