JAKARTA – Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa jika mau dipercepat, penggunaan Dimethyl Ether
(DME) bisa segera terlaksana jika menyandingkanya bersama dengan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Dadan Kusdiana, Kepala Balitbang Kementerian ESDM, mengatakan  pencampuran DME dan LPG ternyata lebih mudah diimplementasikan dari sisi kesiapan infrastruktur karena tidak perlu menggunakan kompor khusus.

“Secara teknis kami bisa pastikan DME 20% dengan 80% LPG ini bisa menggunakan kompor LPG atau kompor eksisting,” kata Dadan disela konferensi pers virtual, Rabu (22/7).

Dadan menjelaskan saat ini Kementerian  ESDM selain menguji secara teknis juga menghitung berapa harga keekonomian DME ini. Termasuk juga kajian efesiensi DME tersebut. “Efisiensinya perlu dikaji lebih lanjut,” tukas dia.

LPG yang dicampur dengan DME nantinya juga harus lebih murah dibanding LPG 100% yang dipasarkan di masyarakat sekarang ini. Disisi lain juga tidak membebani pemerintah karena untuk penggunaan DME hampir dipastikan masih diperlukan adanya subsidi dari pemerintah.

“Kami lagi hitung supaya masyarakat dan pemerintah tidak menambah beban subsidi kira-kira angka yang sekarang dengan harga LPG. Dari sisi harga juga sama sebenernya. Harganya nanti harus lebih murah dengan satuan kilogram dengan LPG. Karena kandungan energinya lebih sedikit,” ungkap  Dadan.

Lemigas sendiri telah melakukan pengujian efisiensi kompor di laboratorium dengan menggunakan metode SNI 7368:2011 tentang kompor gas bahan bakar LPG satu tungku dengan sistem pemantik.

Pengujian ini masing-masing menggunakan kompor LPG dan DME untuk membandingkan efisiensi kompor tersebut
menggunakan variasi ukuran panci sebesar 220-260 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa efisiensi kompor LPG berkisar 53,75-59,13 % sedangkan efisiensi kompor DME berkisar 64,7 – 68,9 %.

Uji kompatibilitas material kompor dan valve juga dilakukan oleh laboratorium PPPTMGB “LEMIGAS”, menunjukkan bahwa DME dapat mengakibatkan swelling atau pengkerutan pada material karet pada komponen non-metal pada kompor LPG, dan material karet pada komponen regulator dan valve, akan tetapi tidak berpengaruh jika pemakaian DME-nya hanya 20%”, tambah Dadan.

Uji terap pemakaian DME 100% telah dilakukan di wilayah Kota Palembang dan Muara Enim pada bulan Desember 2019 – Januari 2020 kepada 155 kepala keluarga dan secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu, uji terap DME 20%, 50%, dan 100% dilakukan di Jakarta (Kecamatan Marunda) kepada 100 kepala keluarga pada tahun 2017.

Dadan mengatakan hasil uji terap, menunjukkan mudah dalam menyalakan kompor, stabilitas nyala api normal, mudah dalam pengendalian nyala api, warna nyala api biru, dan waktu memasak lebih lama dibandingkan LPG.

“Secara teknis, pemanfaatan DME 100% layak untuk mensubstitusi LPG untuk rumah tangga dengan menggunakan kompor
khusus DME. Waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG”, kata Dadan.(RI)